Teks -- Markus 12:1-21 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mrk 12:1 - PERUMPAMAAN PENGGARAP KEBUN ANGGUR.
Nas : Mr 12:1
Perumpamaan ini menunjukkan kesalahan bangsa Israel. Mereka telah
menjadikan Kerajaan Allah sebagai milik pribadi, memandang rendah p...
Nas : Mr 12:1
Perumpamaan ini menunjukkan kesalahan bangsa Israel. Mereka telah menjadikan Kerajaan Allah sebagai milik pribadi, memandang rendah pada Firman-Nya, dan menolak menaati Putera-Nya, yaitu Yesus Kristus. Gereja dewasa ini menunjukkan sikap yang sama seperti penggarap tanah yang jahat itu bilamana mereka menolak Firman Kristus dan para utusan-Nya yang sejati lalu mendirikan gereja menurut pikiran mereka sendiri.
Full Life: Mrk 12:10 - TELAH MENJADI BATU PENJURU.
Nas : Mr 12:10
Kristus adalah batu yang "dibuang", dibuang oleh Israel tetapi kini
menjadi batu penjuru dari umat Allah yang baru yaitu gereja
(Kis...
Nas : Mr 12:10
Kristus adalah batu yang "dibuang", dibuang oleh Israel tetapi kini menjadi batu penjuru dari umat Allah yang baru yaitu gereja (Kis 4:11-12;
lihat cat. --> Mazm 118:22).
[atau ref. Mazm 118:22]
Kristus merupakan batu yang paling penting dalam bangunan baru ini yang sedang dibangun oleh Allah.
Ende -> Mrk 12:1; Mrk 12:10-11
Ini suatu bangunan tinggi, tempat pendjaga kebun
Bdl. Mat 22:42 dan batja tjatatan disitu.
· mata kita: Mazm 118:22,23
Ref. Silang FULL: Mrk 12:12 - orang banyak // mereka pergi · orang banyak: Mr 11:18; Mr 11:18
· mereka pergi: Mat 22:22
Ref. Silang FULL: Mrk 12:13 - dan Herodian // menjerat Dia · dan Herodian: Mat 22:16; Mr 3:6
· menjerat Dia: Mat 12:10; Mat 12:10
Ref. Silang FULL: Mrk 12:18 - orang Saduki // ada kebangkitan · orang Saduki: Kis 4:1; Kis 4:1
· ada kebangkitan: Kis 23:8; 1Kor 15:12
· orang Saduki: Kis 4:1; [Lihat FULL. Kis 4:1]
· ada kebangkitan: Kis 23:8; 1Kor 15:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Mrk 12:1-12 - Kebun Anggur dan Para Penggarap yang Tidak Berterima Kasih
Dalam pasal ini, diceritakan tentang:
I. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang tidak berterima kasih, yang menggambarkan d...
- Dalam pasal ini, diceritakan tentang:
- I. Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang tidak berterima kasih, yang menggambarkan dosa dan kehancuran Gereja Yahudi (ay. 1-12).
- II. Kristus membungkam mereka yang berencana untuk menjerat Dia dengan sebuah pertanyaan mengenai membayar pajak kepada Kaisar (ay. 13-17).
- III. Ia membungkam orang Saduki yang berusaha mengacaukan pengajaran tentang kebangkitan (ay. 18-27).
- IV. Pembicaraan-Nya dengan ahli Taurat tentang hukum yang pertama dan terutama (ay. 28-34).
- V. Ia membingungkan para ahli Taurat dengan pertanyaan tentang Kristus adalah anak Daud (ay. 35-37).
- VI. Nasihat yang diberikan-Nya kepada orang-orang supaya berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat (ay. 38-40).
- VII. Pujian yang diberikan-Nya kepada seorang janda yang memasukkan dua peser uang ke dalam peti persembahan (ay. 41-44).
Kebun Anggur dan Para Penggarap yang Tidak Berterima Kasih (12:1-12)
- Sebelumnya dalam berbagai perumpamaan, Kristus telah memperlihatkan bagaimana Ia merencanakan untuk mendirikan Gereja Injil, dan sekarang dalam perumpamaan-perumpamaan pula Ia mulai menunjukkan bagaimana Ia akan mengesampingkan Gereja Yahudi, dan Gereja Injil, yang seyogianya akan dicangkokkan padanya, akan dibangun di atas reruntuhannya. Perumpamaan yang kita temukan di sini sama dengan yang terdapat dalam Matius 21:33. Kita bisa memperhatikan di sini:
- I. Orang-orang yang menikmati hak-hak istimewa yang diberikan kepada Gereja seakan-akan memiliki kebun anggur yang disewakan kepada mereka, dan kebun tersebut berkembang pesat dan mendapat untung yang sewajarnya dari para penggarapnya. Ketika Allah memberitakan firman-Nya kepada Yakub dan ketetapan-ketetapan-Nya serta hukum-hukum-Nya kepada Israel (Mzm. 147:19), ketika Ia mendirikan Bait-Nya di antara mereka dan menetapkan jabatan imamat dan peraturan-peraturan-Nya, Ia lalu menyewakan kepada mereka kebun anggur yang telah ditanam-Nya, yang telah Ia tanami dan mendirikan sebuah menara jaga di atasnya (ay. 1). Anggota-anggota Gereja merupakan para penyewa atau penggarap dari kebun anggur Allah, dan mereka mempunyai seorang Tuan, pemilik kebun yang baik hati dan tawaran upah yang Ia berikan kepada mereka sangat baik, sehingga mereka bisa hidup dengan sejahtera karenanya, seandainya mereka tidak melakukan kesalahan.
- II. Kepada orang-orang yang menggarap kebun anggur-Nya itu, Allah mengirimkan para hamba-Nya untuk mengingatkan mereka akan bagian yang harus Ia terima dari mereka (ay. 2). Ia tidak mendesak-desak mereka atau terlalu tinggi dalam meminta bagian-Nya, karena Ia tidak mengirim hamba-hamba-Nya itu sampai ketika musim panen telah tiba. Ia juga tidak menyulitkan mereka untuk harus menghasilkan uang dari tanah tersebut, tetapi hanya ingin mendapatkan hasil kebun itu saja.
- III. Menyedihkan kalau berpikir mengenai perlakuan buruk yang dialami para pelayan Allah yang setia di segala zaman, dari orang-orang yang telah menikmati berbagai hak istimewa Gereja tetapi tidak juga bertanggung jawab untuk menghasilkan buah yang sesuai. Nabi-nabi Perjanjian Lama bahkan mengalami penganiayaan oleh mereka yang menggunakan nama gereja Perjanjian Lama. Mereka memukul para hamba Allah itu lalu menyuruh mereka pergi dengan tangan hampa (ay. 3). Yang lebih buruk lagi, mereka dilukai dan dipermalukan (ay. 4). Dan yang paling buruk, akhirnya mereka sampai pada puncak kejahatan dengan membunuh para hamba itu (ay. 5).
- IV. Tidak mengherankan jika mereka yang memperlakukan para nabi dengan kejam juga berlaku kejam terhadap Kristus. Akhirnya Allah mengutus Anak-Nya, yang sangat dikasihi-Nya. Demikianlah Allah berlaku luar biasa baik dengan mengutus anak-Nya itu, seperti Yakub yang mengirim Yusuf untuk mengunjungi saudara-saudaranya (Kej. 37:14). Jadi dengan begitu Sang Tuan berharap agar Anak yang dikasihi-Nya itu juga akan dihormati dan dikasihi (ay. 6); "Mereka akan menghormati Anak-Ku, dan karena itu mereka akan membayar uang sewa mereka." Namun, bukannya menghormati Dia karena Ia adalah Anak dan pewaris kebun anggur tersebut, mereka malahan membenci Dia (ay. 7). Karena dalam mengajak orang untuk bertobat dan berubah, Kristus membuktikan diri sebagai orang yang lebih berkuasa daripada nabi-nabi. Mereka menjadi semakin murka menentang Dia, dan memutuskan untuk membunuh-Nya, supaya mereka bisa menarik semua kekuatan gereja kepada diri mereka sendiri, sehingga semua penghormatan dan ketaatan dari orang-orang ditujukan hanya kepada mereka. "Semua warisan akan menjadi milik kami, kami akan menjadi tuan-tuan besar, dan memperoleh semua kekuasaan." Sebenarnya ada suatu warisan, yang jika mereka sungguh-sungguh menghormati Sang Anak, akan menjadi milik mereka, yaitu warisan sorgawi. Akan tetapi, mereka mengabaikan warisan itu, dan lebih memilih mendapatkan warisan mereka dalam kekayaan, kebesaran, dan kekuasaan dari dunia ini. Jadi mereka menangkap-Nya dan membunuh-Nya. Mereka melemparkan-Nya keluar kebun anggur, mereka menolak mengakui Injil-Nya, karena Injil itu sama sekali tidak sesuai dengan rencana jahat mereka. Karena itu, mereka mencampakkannya dengan rasa hina dan benci.
- V. Untuk perbuatan yang berdosa dan memalukan seperti itu, tidak ada yang dapat diharapkan selain hukuman yang mengerikan (ay. 9); Apa yang akan dilakukan oleh Tuan kebun anggur itu? Jawabannya mudah saja, karena tidak ada hal yang lebih mengguncangkan lagi yang dapat dilakukan.
- . Ia akan datang dan membinasakan para penggarap itu, yang sebenarnya mau diselamatkan-Nya. Jika mereka hanya menyangkal buah, ia tidak akan menghentikan sewaan mereka; Ia juga tidak akan mencabut hak mereka atau merampas kebun itu karena mereka tidak membayar. Akan tetapi, karena mereka membunuh pelayan-pelayan dan Anak-Nya, Ia memutuskan untuk membinasakan mereka, dan ini digenapi ketika Yerusalem menjadi tandus, dan bangsa Yahudi diusir dan ditinggalkan.
- . Ia akan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang lain. Jika Ia tidak memperoleh hasil sewaan dari mereka, Ia akan mendapatkannya dari orang lain, karena Allah tidak akan menderita kerugian oleh siapa pun. Hal ini digenapi ketika bangsa-bangsa bukan Yahudi diterima dan buah-buah yang melimpah dihasilkan ketika Injil diberitakan di seluruh dunia (Kol. 1:6). Jika orang yang kita harapkan untuk menghasilkan sesuatu yang baik ternyata tidak menghasilkan apa-apa, maka kita boleh saja berharap ada orang lain yang bisa melakukan yang lebih baik daripada dia. Kristus mendorong diri-Nya sendiri dengan hal ini dalam usaha-Nya. Walaupun Israel tidak mau berkumpul, tidak mau berkumpul mengikuti-Nya, malah sebaliknya mereka berkumpul untuk melawan-Nya, sekalipun demikian, Aku akan tetap dipermuliakan (Yes. 49:5-6), sebagai Terang untuk menerangi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- . Perlawanan mereka terhadap keagungan Kristus bukan merupakan halangan bagi Dia (ay. 10-11), Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, sekalipun demikian, telah menjadi Batu Penjuru, batu dasar ini sangat teguh, dan memiliki manfaat dan pengaruh yang penting. Allah akan menetapkan Kristus menjadi Raja-Nya, di Gunung Sion-Nya yang kudus, di tengah-tengah usaha orang-orang itu, yang berencana mencerai-beraikan kawanan-Nya. Dan seluruh dunia akan melihat dan mengakui hal ini sebagai pekerjaan Tuhan, untuk mengadili bangsa Yahudi dan untuk menunjukkan belas kasihan-Nya kepada bangsa bukan Yahudi. Pemuliaan Kristus adalah pekerjaan Allah, dan karena itu, Dialah juga yang meninggikan Kristus dalam hati kita untuk mendirikan takhta-Nya di sana; dan jika ini terjadi dalam hati kita, alangkah ajaibnya itu bagi kita.
- Sekarang, apakah dampak perumpamaan ini terhadap imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang akan menerima hukuman yang dirancang dalam perumpamaan tersebut? Mereka tahu bahwa merekalah yang dimaksudkan dengan perumpamaan itu (ay. 12). Mereka tidak bisa menghindar lagi selain harus melihat wajah mereka sendiri di atas cermin perumpamaan itu. Dengan begitu, orang bisa saja berpikir bahwa karena dosa mereka sudah diperlihatkan dengan begitu nyata dan kehancuran mereka sudah begitu pasti dan hebat, maka mereka mungkin akan menjadi ketakutan akan kegenapan nubuat Kristus dan Injil-Nya sehingga berbalik untuk bertobat, atau setidaknya membatalkan rencana jahat mereka terhadap-Nya. Namun, bukannya melakukan demikian:
- (1) Mereka malah berusaha untuk menangkap Dia dan menawan-Nya segera, sehingga dengan melakukan demikian mereka benar-benar menggenapi apa yang baru saja dikatakan-Nya tentang apa yang akan mereka lakukan terhadap-Nya (ay. 8).
- (2) Namun, tidak ada yang dapat mencegah mereka melakukan hal ini selain perasaan gentar mereka akan orang banyak. Mereka tidak memiliki rasa hormat terhadap Kristus ataupun rasa takut akan Allah. Yang mereka takuti adalah jika mereka menangkap Kristus secara terang-terangan, orang banyak akan bergerak dan menangkap mereka serta menyelamatkan Kristus.
- (3) Mereka meninggalkan Dia dan mengikuti jalan mereka sendiri. Karena mereka tidak dapat menyakiti Dia, mereka juga tidak mau membiarkan Dia melakukan yang baik terhadap mereka. Karena itu, mereka tidak mau mendengarkan khotbah-Nya yang penuh kuasa, supaya mereka tidak bertobat dan disembuhkan. Perhatikanlah, kalau prasangka buruk orang tidak bisa dikalahkan lagi oleh bukti kebenaran, prasangka itu akan semakin menjadi-jadi. Begitu pula, jika kerusakan hati sudah tidak bisa ditundukkan dengan teguran-teguran yang tulus, maka kerusakan itu akan semakin parah dan menghebat. Jika Injil sudah tidak lagi menjadi bau kehidupan yang menghidupkan maka Injil itu menjadi bau kematian yang mematikan.
Matthew Henry: Mrk 12:13-17 - Pertanyaan mengenai Upeti Pertanyaan mengenai Upeti (12:13-17)
Ketika musuh-musuh Kristus, yang haus akan darah-Nya, tidak mendapat kesempatan untuk melawan Dia atas perkata...
Pertanyaan mengenai Upeti (12:13-17)
- Ketika musuh-musuh Kristus, yang haus akan darah-Nya, tidak mendapat kesempatan untuk melawan Dia atas perkataan-Nya yang menentang mereka, mereka berusaha untuk menjerat Dia dengan pertanyaan mereka kepada-Nya. Di sini kita melihat Yesus dicobai, atau lebih tepatnya diserang dengan pertanyaan mengenai keharusan membayar pajak kepada Kaisar. Kita juga menemukan cerita ini dalam Matius 22:15.
- I. Orang-orang yang mereka gunakan adalah orang Farisi dan Herodian, orang-orang yang saling bertentangan dalam masalah ini, dan sekarang bekerja sama melawan Kristus (ay. 13). Orang Farisi adalah orang yang mementingkan hal-hal kecil yang berkenaan dengan kebebasan atau kemerdekaan bangsa Yahudi, dan, jika Ia berkata bahwa adalah sah menurut hukum untuk membayar pajak kepada Kaisar, mereka akan menghasut orang-orang untuk melawan Kristus, dan orang Herodian akan, dengan curang, membantu mereka dalam hal ini. Orang-orang Herodian merupakan pendukung utama pemerintahan Romawi, dan jika Ia mengatakan tidak boleh membayar pajak kepada Kaisar, mereka akan menghasut Gubernur untuk melawan Dia, sehingga orang-orang Farisi, dengan menentang prinsip-prinsip mereka sendiri, juga akan bergabung bersama orang-orang Herodian ini dalam melawan Dia. Bukan hal yang baru lagi bahwa pihak-pihak yang berbeda pendapat dalam berbagai hal bisa bersatu untuk bersekongkol melawan Kristus.
- II. Mereka berpura-pura meminta Kristus memutuskan perkara yang berhubungan dengan hati nurani mereka, yang sangat penting pada masa itu. Mereka sangat mengakui kemampuan-Nya untuk menyelesaikan masalah tersebut (ay. 14). Mereka luar biasa memuji-Nya, dengan memanggil-Nya Guru, mengakui Dia sebagai seorang Guru yang mengajarkan jalan Allah, seorang Guru jalan Allah yang sebenar-benarnya, yakni seorang yang mengajarkan apa yang baik, yang berdasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran, yang tidak bisa diajak dengan senyum atau kernyit dahi untuk mundur satu langkah pun dari hukum keadilan dan kebaikan. "Engkau tidak takut kepada siapa pun dan tidak mencari muka. Engkau tidak takut untuk menyinggung perasaan baik itu raja yang iri hati ataupun seorang biasa saja. Engkau benar, dan selalu dalam kebenaran, dan dengan cara yang benar menyatakan kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan." Jadi, jika mereka berkata, Kami tahu bahwa Engkau benar, tetapi mereka menganiaya Dia dan membunuh Dia sebagai seorang penipu, maka mereka telah berbuat dosa melawan apa yang telah mereka ketahui sendiri; meski mengenal Dia, tetap saja mereka menyalibkan Dia. Tetapi akibat semuanya ini akan kembali kepada mereka, karena kesaksian seseorang akan dipakai kembali untuk melawan dirinya sendiri, karena orang dihakimi menurut apa yang keluar dari mulutnya sendiri. Mereka tahu bahwa Kristus mengajarkan jalan Allah dalam kebenaran, tetapi mereka tetap menolak nasihat Allah dengan melawan diri mereka sendiri. Pengakuan dan kepura-puraan orang munafik akan menghasilkan bukti yang melawan diri mereka sendiri, dan mereka akan menghukum diri mereka sendiri dengan itu. Sebaliknya, jika memang mereka benar-benar tidak tahu atau tidak percaya dengan apa yang mereka akui itu, maka mereka pun telah berdusta kepada Allah dengan mulut mereka, dan hanya menjilat-jilat atau berpura-pura menyanjung Dia saja.
- III. Pertanyaan yang mereka ajukan adalah, "Haruskah kami membayar pajak kepada Kaisar, atau tidak?" Seakan-akan mereka sangat ingin mengetahui kewajiban mereka. Mereka berlaku seolah-olah sebagai sebuah bangsa yang sungguh-sungguh meninggikan kebenaran, mereka mau bertanya kepada Allah tentang segala peraturan yang adil, padahal yang sebenarnya mereka hanya ingin tahu kepada pihak mana Yesus berpihak, sehingga mereka akan memakai kesempatan itu untuk menuduh Dia. Memang benar, tidak ada cara lain lagi yang lebih baik kalau orang mau menjerat hamba-hamba Tuhan selain dari melibatkan mereka dengan macam-macam hal yang penuh pertentangan mengenai hak-hak warga negara, yaitu bagaimana orang menetapkan garis batas antara pemerintah dan warga negaranya. Hal ini memang perlu, tetapi sebenarnya tidaklah sesuai bagi orang-orang Farisi itu untuk melakukan tugas ini. Tetapi tampaknya mereka menunjuk Kristus untuk memutuskan masalah ini; dan memang Ia sangat cocok untuk memutuskannya, karena oleh Dialah para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. Pertanyaan mereka itu adil, "Haruskah kami membayar atau tidak?" Tampaknya mereka sudah pasrah untuk mengikuti keputusan-Nya, "Jika Engkau mengatakan kami harus membayar pajak, kami akan melakukannya, sekalipun kami harus menjadi pengemis karenanya. Jika Engkau mengatakan kami tidak harus membayar pajak, kami tidak akan membayarnya, sekalipun kami akan disebut pengkhianat karenanya." Banyak orang kelihatan sangat ingin untuk melakukannya; seperti yang dilakukan orang-orang sombong ini (Yer. 42:20).
- IV. Kristus menjawab pertanyaan tersebut dan mengelakkan diri dari perangkap itu dengan menyinggung kesepakatan nasional yang telah mereka buat dengan pemerintah Romawi, supaya dengan demikian mereka tidak bisa berbantah lagi mengenai masalah ini (ay. 15-17). Walaupun dengan mulut mereka menunjukkan kasih mereka kepada-Nya, Ia sungguh tahu kemunafikan mereka dan kebencian yang ada dalam hati mereka terhadap Dia. Kemunafikan itu, sekalipun dilakukan dengan sangat licin, tetap saja tidak dapat disembunyikan dari Tuhan Yesus. Ia dapat melihat retakan tembikar walaupun diselubungi dengan lapisan perak. Ia tahu mereka bermaksud untuk menjerat Dia, dan karena itu Ia memperumit masalahnya untuk menjerat mereka dengan perkataan mereka itu sendiri, untuk memaksa mereka melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan, yaitu membayar pajak secara jujur dan dengan tidak mengeluh-ngeluh. Dengan cara ini pula Yesus melindungi diri-Nya dari maksud jahat mereka untuk menuduh Dia. Ia membuat mereka menyadari bahwa uang yang sekarang digunakan dalam bangsa mereka adalah uang Romawi, mempunyai gambar Kaisar pada salah satu sisinya dan tulisan Kaisar pada sisi yang lain; dan oleh karena itu:
- . Kaisar dapat menggunakan uang tersebut bagi kepentingan rakyat, karena ia mengawasi dan mengatur negara itu, tempat ia memiliki tanggung jawab; Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar. Uang itu mulai beredar dari Kaisar yang menjadi sumbernya, dan karena itu harus kembali lagi kepadanya. Selama uang itu menjadi miliknya, selama itu pula uang itu harus dikembalikan kepadanya; dan sejauh mana itu menjadi miliknya dan dikuasai olehnya, ditentukan menurut peraturan dan perundang-undangan pemerintah, yang juga mencantumkan wewenang penguasa atau kaisar dan hak warga negara.
- . Kaisar tidak bisa menguasai hati nurani mereka atau berusaha melakukannya; ia bersedia untuk tidak mengubah agama mereka. "Karena itu, bayarlah pajakmu, tanpa mengeluh atau berbantah, tetapi di samping itu, janganlah kamu lupa untuk memberikan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada-Nya." Mungkin Yesus sedang mengacu kepada perumpamaan yang baru saja Ia ceritakan, yang di dalamnya Ia mengecam mereka karena tidak mengembalikan hasil buah kepada Tuan pemilik kebun anggur (ay. 2). Tampaknya, banyak orang yang tidak mau memberikan kepada manusia apa yang wajib mereka berikannya, mereka ini juga tidak akan peduli untuk memberikan kemuliaan kepada Allah karena nama-Nya. Hati dan kasih kita kepada-Nya merupakan pemberian wajib kita kepada Allah, sama seperti upah sewa kebun kepada Sang Pemilik kebun anggur itu atau pajak kepada kaisar atau pemerintah. Semua yang mendengar apa yang dikatakan Kristus merasa heran dan takjub dengan kebijaksanaan jawaban-Nya, dan betapa jujurnya Ia dalam menghindari perangkap itu. Akan tetapi, saya berpendapat bahwa tidak ada satu pun di sini yang tergerak hatinya oleh perkataan Yesus sehingga mau mempersembahkan diri dan ibadahnya kepada Allah. Banyak orang bisa saja memuji kecerdasan suatu khotbah, walaupun tidak mau menyerah kepada hukum ilahi di dalamnya.
Matthew Henry: Mrk 12:18-27 - Pertanyaan Orang Saduki Pertanyaan Orang Saduki (12:18-27)
Di sini diceritakan tentang orang Saduki, yang merupakan orang-orang Deis pada zaman itu. Tetapi, tampaknya mere...
Pertanyaan Orang Saduki (12:18-27)
- Di sini diceritakan tentang orang Saduki, yang merupakan orang-orang Deis pada zaman itu. Tetapi, tampaknya mereka tidak seperti ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, dan imam-imam kepala, yang melakukannya dengan niat jahat terhadap diri-Nya; mereka bukan orang-orang yang fanatik dan suka menganiaya, melainkan suka bersikap skeptis dan tidak mau percaya. Yang menjadi sasaran penyerangan mereka adalah pengajaran-Nya, untuk menghalangi penyebarannya, karena mereka menyangkal adanya kebangkitan dan dunia roh, ganjaran dan hukuman setelah kematian. Kebenaran-kebenaran besar dan mendasar yang mereka ingkari inilah yang menjadi inti pengajaran Kristus, yang hendak dikukuhkan dan dibuktikan-Nya dan bahkan diajarkan-Nya jauh melampaui apa yang pernah didengar orang sebelumnya. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Saduki bermaksud mengacaubalaukan ajaran-Nya.
- I. Perhatikanlah cara yang mereka gunakan untuk mengacaukan ajaran-Nya. Mereka mengutip hukum kuno, yaitu jika seorang pria mati tanpa meninggalkan keturunan, saudaranya wajib menikahi jandanya (ay. 19). Mereka mengandaikan adanya suatu masalah yang terjadi persis seperti yang dikatakan hukum itu, bahwa ada tujuh orang bersaudara berturut-turut menjadi suami dari satu orang wanita (ay. 20). Mungkin orang-orang Saduki ini, sesuai dengan kebiasaan berpikir mereka yang duniawi, dengan ini bermaksud untuk mengejek hukum tersebut, dan dengan begitu hendak menghina seluruh sistem peraturan Musa sebagai tidak masuk akal dan sulit untuk dilaksanakan. Begitulah, orang-orang yang menyangkal kebenaran ilahi umumnya akan meremehkan hukum dan peraturan ilahi. Tetapi ini barulah permulaannya saja. Rencana mereka yang sebenarnya adalah untuk menyingkap pengajaran mengenai kebangkitan. Dalam anggapan mereka, jika memang ada kehidupan yang akan datang, pastilah keadaannya seperti kehidupan sekarang ini, dan kalau begitu, pikir mereka, ajaran mengenai kebangkitan ini akan mengalami jalan buntu dalam dua hal. Yang pertama, ajaran ini tidak bisa mengatasi masalah yang tidak masuk akal ini, yaitu bahwa seorang perempuan pada masa itu harus mempunyai tujuh orang suami. Kedua, ajaran ini akan mengalami kesulitan yang tidak dapat dipecahkan, yakni akan menjadi istri dari pria manakah si perempuan itu? Lihatlah betapa halus dan hampir tidak kelihatannya ajaran sesat ini merusak kebenaran; mereka tidak menyangkalnya, tetapi juga tidak mengatakan, "Tidak ada kebangkitan." Oh tidak, tampaknya mereka tidak meragukannya. Mereka tidak mengatakan, "Jika ada kebangkitan, siapa yang akan menjadi suami perempuan itu?" Mereka tidak mengatakannya seperti yang dikatakan Iblis kepada Kristus, "Jika Engkau Anak Allah." Padahal, mereka ini tampak seperti binatang-binatang buas di padang yang lebih cerdik daripada ular naga sekalipun. Mereka pura-pura mengakui kebenaran itu, seolah-olah mereka itu bukan orang Saduki. Oh tidak, seakan-akan mereka mau berkata, siapa yang mengatakan kami ini menyangkali adanya kebangkitan? Jadi mereka menerima bulat-bulat begitu saja bahwa memang ada kebangkitan dan berpura-pura ingin mengetahui pengajaran mengenainya, padahal yang sebenarnya mereka bermaksud untuk memberikan tikaman yang mematikan. Ingatlah, seperti itulah tipuan yang umumnya dipakai oleh ajaran-ajaran sesat dan orang Saduki untuk membingungkan dan mengacaukan kebenaran, tanpa harus menyangkali kebenaran itu secara langsung.
- II. Perhatikanlah sekarang cara yang digunakan Kristus untuk membersihkan dan menegakkan kebenaran ajaran kebangkitan, yang hendak dikaburkan dan digoncangkan oleh orang-orang Saduki itu. Inilah kesempatan yang baik, yang tidak mau dibiarkan Kristus berlalu begitu saja. Sebaliknya, Ia memakai kesempatan ini untuk menguraikan ajaran-Nya, supaya mereka bisa dipulihkan, atau, kalau mereka tidak mau, semoga orang lain bisa dikuatkan.
- . Ia menyatakan kesalahan orang Saduki, dan bahwa kesalahan mereka itu adalah karena kebodohan mereka. Mereka yang suka bermain-main dengan pengajaran tentang kebangkitan ini, seperti juga sebagian orang pada zaman kita ini, mereka pikir merekalah orang yang tahu segala-galanya, karena mereka menganggap diri mereka adalah orang-orang yang berpikiran bebas. Tetapi mereka tidak sadar bahwa dalam kenyataannya, merekalah orang-orang bodoh di Israel, para pemikir yang pikirannya paling diperbudak dan paling dipenuhi dengan berbagai prasangka buruk di dunia ini. Kamu sesat. Sadarilah sendiri kesalahanmu itu. Penyebab kesalahanmu adalah:
- (1) Karena kamu tidak mengerti Kitab Suci. Walaupun orang-orang Saduki ini membaca Kitab Suci, mereka mungkin belum siap untuk menerimanya, karena boleh dikatakan mereka benar-benar tidak mengetahui Kitab Suci, dan ini terbukti dari ketidaktahuan mereka akan maksud dan arti dari Kitab Suci, dan hanya mereka-reka apa yang ada di dalamnya. Mereka juga mungkin tidak mau menerima Kitab Suci sebagai Firman Allah, dan sebagai gantinya malah melawan Kitab Suci dengan pola-pola pemikiran mereka yang rusak, sehingga tidak ada yang dapat mereka percayai selain dari apa yang mereka terka dengan pikiran mereka sendiri. Perhatikanlah, pengetahuan yang benar tentang Alkitab, sebagai mata air dari mana agama Kristen seluruhnya sekarang mengalir, dan dasar yang digunakan untuk membangunnya, merupakan pelindung terbaik yang dapat menghidarkan kita dari kesalahan. Jagalah kebenaran, kebenaran Alkitab, dan kebenaran itu akan menjagamu.
- (2) Karena kamu tidak mengerti kuasa Allah. Mereka hanya tahu bahwa Allah itu mahakuasa, tetapi tidak mampu menerapkan pengajaran tersebut dalam masalah ini, dan hanya bisa menyerah dan membiarkan kebenaran itu tunduk di bawah kemustahilan. Padahal, jika mereka mau tetap berpegang teguh pada ajaran bahwa Allah itu mahakuasa, mereka akan menemukan jawaban atas apa yang mereka pikir mustahil itu, karena tidak ada yang mustahil bagi kuasa Allah. Karena itu apa yang telah sekali dinyatakan Allah mengenai kuasa-Nya ini, kita harus mendengarnya dua kali, yaitu untuk mendengar dan percaya, dan untuk mendengar dan menerapkannya -- bahwa kuasa itu dari Allah asalnya (Mzm. 62:12; Rm. 4:19-21). Kuasa yang sama ini, yang menciptakan tubuh dan jiwa dan melindungi keduanya saat masih menyatu, dapat melindungi tubuh supaya tetap aman, dan jiwa untuk tetap aktif ketika keduanya terpisah, dan dapat menyatukan mereka lagi; Lihatlah, tangan TUHAN tidak kurang panjang. Kuasa Allah dapat dilihat pada pembaruan muka bumi (Mzm. 104:30), dalam menghidupkan biji gandum (Yoh. 12:24), dalam memulihkan keadaan orang yang hina menjadi kaya (Yeh. 37:12-14), dalam membangkitkan banyak orang dengan ajaib, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dan khususnya dalam kebangkitan Kristus (Ef. 1:19-20). Semua peristiwa ini memberikan petunjuk akan jaminan kebangkitan kita oleh kuasa yang sama (Flp. 3:21); menurut karya-Nya yang mahakuasa di mana Ia sanggup untuk menundukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
- . Ia mengalahkan semua serangan keberatan mereka dengan meletakkan pengajaran tentang kehidupan yang akan datang dalam terang yang sesungguhnya (ay. 25); Apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan. Bodoh untuk menanyakan, "Siapakah yang akan menjadi suami perempuan itu?" Karena hubungan antara suami dan istri, walaupun dilembagakan dalam Taman Eden duniawi, tidak akan dikenal dalam Taman Eden sorgawi. Penganut agama lain dan orang kafir mengharapkan kesenangan duniawi dalam sorga kebodohan mereka, tetapi pengikut-pengikut Kristus mengetahui hal-hal yang lebih baik, yaitu bahwa darah dan daging tidak akan mewarisi Kerajaan Allah (1Kor. 15:50), dan mengharapkan hal-hal yang lebih baik -- yaitu, dalam kepuasan penuh dalam kasih dan rupa Allah (Mzm. 17:15); mereka akan menjadi seperti malaikat-malaikat Allah di sorga, dan kita tahu bahwa mereka tidak mempunyai anak dan istri. Tidak mengherankan jika kita membingungkan diri kita sendiri dengan berbagai kemustahilan yang tidak berkesudahan, jika kita mereka-reka pikiran kita mengenai dunia roh melalui hal-hal yang terjadi di dunia jasmani ini.
- III. Kristus membangun ajaran-Nya mengenai keadaan kehidupan akan datang dan mengenai diberkatinya orang-orang benar pada saat itu berdasarkan perjanjian Allah dengan Abraham, yang berkenan diakui-Nya bahkan setelah kematian Abraham. Ia mengarahkan mereka kepada Kitab Suci, "Tidakkah kamu baca dalam kitab Musa?" Memang ada untungnya juga kalau kita berurusan dengan orang-orang yang sudah membaca Kitab Suci, walaupun banyak yang sudah membacanya hanya bisa bergulat dengannya, seperti kaum Saduki ini, sampai menemui kehancuran sendiri. Nah, apa yang dirujuk oleh Kristus kepada mereka adalah apa yang Allah katakan kepada Musa di semak belukar, "Akulah Allah Abraham; bukan saja Aku Allahnya pada waktu dulu, tetapi masih demikian sampai kini; Akulah Allah kehidupan dan kebahagiaan bagi Abraham, yang mencukupi segalanya bagi dia." Perhatikanlah, kalau kita pikir baik-baik, tidaklah masuk akal bahwa hubungan Allah dengan Abraham harus dilanjutkan dan diakui kalau Abraham sendiri sudah tiada, atau bahwa Allah yang hidup harus terus menjadi pegangan hidup dan kebahagiaan seseorang yang sudah mati. Berdasarkan ini, bisa kita simpulkan,
- . Bahwa jiwa Abraham masih ada dan berpisah dari tubuh jasmaninya.
- . Bahwa karena itu, pada suatu ketika nanti, tubuh itu akan bangkit lagi; karena secara bawaan jiwa manusia cenderung untuk mencari tubuh jasmani, supaya tidak terjadi pemisahan menyeluruh dan abadi yang tidak mendatangkan ketenangan dan kedamaian, yang menjauhkan kebahagiaan dan sukacita dari jiwa yang telah memiliki Tuhan sebagai Allahnya. Pada akhirnya, Kristus menyimpulkan, "Kamu benar-benar sesat." Orang yang menyangkali adanya kebangkitan kembali benar-benar sesat, dan mereka pantas dikatakan demikian.
SH: Mrk 12:1-12 - Karikatur verbal para imam dan ahli Taurat (Kamis, 3 April 2003) Karikatur verbal para imam dan ahli Taurat
Dalam sejarah berbagai negara, reformasi bahkan revolusi
biasanya memakan banyak korban. Cukup sering...
Karikatur verbal para imam dan ahli Taurat
Dalam sejarah berbagai negara, reformasi bahkan revolusi biasanya memakan banyak korban. Cukup sering korban pertama yang jatuh justru di kalangan seniman. Sebabnya simpel, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat nyeni dan tak langsung kadang lebih tajam dan meresap daripada yang langsung. Yesus ahli dalam menggunakan ini.
Perumpamaan pun adalah salah satu media yang tajam, yang ketajamannya sangat terasa melalui perumpamaan pada nas ini. Perumpamaan ini didasari oleh nas Yesaya 5 yang menyebut Israel sebagai kebun anggur Allah (Yes. 5:7). Namun, kini yang menjadi pusat perhatian bukanlah kebun anggur itu sendiri, tetapi para penggarap upahan yang mengurus kebun anggur tersebut. Interaksi antara pemilik kebun anggur, para penggarap dan anak kekasih inilah yang menjadi inti dari perumpamaan ini. Ia mengarahkan perhatian para pendengarnya kepada dua hal. Pertama, pemberitahuan tentang kematian Yesus, yang diumpamakan sebagai anak pemilik kebun anggur yang kekasih, yang diutus kepada para penggarap. Kedua, penolakan serta keputusan penghukuman terhadap para pemimpin keagamaan Yahudi yang diumpamakan sebagai para penggarap penyewa yang tidak bertanggung jawab dan jahat. Perumpamaan ini menjadi karikatur yang suram tetapi mengena tentang para pemimpin keagamaan Yahudi zaman Yesus.
Karikatur verbal ini makin lengkap ketika mereka marah dan berusaha menangkap Yesus, tetapi takut kepada orang banyak. Peringatan bagi kita, bahwa selalu ada godaan untuk menyalahgunakan otoritas yang diberikan Allah. Penyalahgunaan adalah penolakan terhadap Allah, yang akan diikuti oleh penghukuman.
Renungkan: Kristus diutus dan mati bagi kita. Pementingan diri sendiri adalah penolakan terhadap kedatangan dan pengorbanan-Nya.
SH: Mrk 12:1-12 - Otoritas hanya pada Yesus (Minggu, 22 Maret 2009) Otoritas hanya pada Yesus
Penguasa biasanya merasa bahwa otoritas mutlak ada di tangannya.
Semua orang harus tunduk, tidak boleh menentang otori...
Otoritas hanya pada Yesus
Penguasa biasanya merasa bahwa otoritas mutlak ada di tangannya. Semua orang harus tunduk, tidak boleh menentang otoritas itu.
Para pemimpin Yahudi merasa diri berkuasa. Apalagi otoritas yang mereka pegang adalah otoritas religius, sehingga orang tidak berani macam-macam. Menghadapi Yesus, mereka bagai kebakaran jenggot. Bagaimana mungkin ada orang yang bukan kelompok mereka kemudian mencoba mengajarkan kebenaran-kebenaran Tuhan? Bagaimana mungkin seorang yang tidak punya wewenang atas Bait Allah, berani-beraninya mengacaubalaukan perdagangan di Bait Allah? Maka hanya satu hal yang mereka inginkan atas Yesus, yaitu menangkap Dia!
Yesus, yang memahami kemarahan mereka, mengisahkan perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Melalui perumpamaan itu, Yesus ingin menegaskan siapa diri-Nya sesungguhnya. Ia ingin memberitahu bahwa Dia diutus Allah dan Dialah Anak Allah. Kedatangan-Nya telah dinubuatkan oleh nabi-nabi. Namun mereka tidak mau percaya, bahkan membinasakan nabi-nabi itu. Dan ketika Ia datang ke hadapan mereka, mereka tetap tidak mau percaya. Memang ada waktunya mereka tampak berhasil dengan kematian-Nya. Namun batu yang dibuang oleh tukang bangunan itu akan menjadi batu penjuru. Dia akan mati dan kemudian bangkit. Ia akan memperlihatkan otoritas-Nya kembali.
Bicara tentang otoritas, sudahkah kita mengakui otoritas Kristus di dalam diri kita? Atau seperti para pemimpin agama Yahudi, kita masih berebut otoritas dengan Dia? Kita masih terlalu menyukai berbagai hal yang kita lakukan dan miliki di dunia ini. Kita keberatan bila Yesus mau ambil alih dan menguasai hidup kita. Namun ingatlah bahwa Dia telah mati untuk menebus kita dari segala dosa kita, dari segala hal yang membuat kita menjadi raja atas diri kita sendiri. Kembalikanlah otoritas atas hidup Anda ke dalam tangan-Nya, niscaya sukacita kekal akan mengisi hidup Anda.
SH: Mrk 12:1-12 - Berani karena salah? (Jumat, 9 Maret 2012) Berani karena salah?
"Berani karena benar" tentu bukan slogan yang asing. Namun di zaman yang sinis ini, kita melihat bahwa orang lebih banyak "Beran...
Berani karena salah?
"Berani karena benar" tentu bukan slogan yang asing. Namun di zaman yang sinis ini, kita melihat bahwa orang lebih banyak "Berani karena salah". Kepentingan diri lebih patut diutamakan, bagaimana pun cara mencapainya. Bahkan bagi sebagian orang, untung karena berbuat salah lebih sedap ketimbang keuntungan yang diraih secara lurus dan benar.
Para pemimpin agama (Mrk. 11:27) tak bisa menyangkal bahwa Yohanes Pembaptis dan juga Yesus datang "dari sorga" (Mrk. 11:31). Perumpamaan yang disampaikan Yesus di perikop ini pun benar, karena memang merangkumkan karya Allah di dalam Israel dan interaksi-Nya dengan para pemimpin umat yang tidak setia kepada-Nya serta tidak jujur di hadapan umat yang mestinya mereka layani. Tak hanya itu, perumpamaan ini pun secara pedas menjawab pertanyaan mereka di Mrk. 11:28: Yesus datang dari Allah sendiri. Mereka mestinya tersindir dan meminta ampun kepada Allah. Namun mereka justru tersinggung, dan mulai "berusaha untuk menangkap Yesus" (12:12).
Perumpamaan ini menggarisbawahi kesabaran sekaligus ketegasan Allah menghukum dosa serta kekurangajaran para pemimpin Israel yang melanggar kepercayaan dan bahkan membunuh si "ahli waris." Peningkatan permusuhan para pemimpin agama justru menegaskan nubuat Yesus tentang masa sengsara-Nya (Mrk. 8:31; 9:31; 10:33) dan tentang kemuliaan ajaib yang mengikuti masa sengsara itu: kebangkitan-Nya, yang tadinya dibuang, tetapi kemudian menempati tempat terhormat sebagai Sang Batu Penjuru.
"Keberanian" para pemimpin Yahudi merupakan pelajaran yang bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, kita mesti meniru teladan Yesus yang berani mengkritik dan memvonis "keberanian" para pemimpin Yahudi di dalam melawan Allah. Di saat para pemimpin yang jahat makin "berani" menolak Allah, kita pun mestinya makin berani menyatakan kebenaran dan keadilan Allah. Di sisi lain, kita sekali lagi memperoleh janji Allah bahwa dosa yang dilakukan para pemimpin niscaya akan dijatuhi hukuman setimpal.
SH: Mrk 12:1-12 - Allah Mengawasi Umat-Nya (Selasa, 1 Maret 2016) Allah Mengawasi Umat-Nya
Di abad ke-18, seorang filsuf Inggris yang bernama Jeremy Bentham membuat sistem penjara yang dapat mengontrol setiap gerak-...
Allah Mengawasi Umat-Nya
Di abad ke-18, seorang filsuf Inggris yang bernama Jeremy Bentham membuat sistem penjara yang dapat mengontrol setiap gerak-gerik para narapidana melalui menara pengawas. Di satu sisi, setiap narapidana menyadari bahwa dirinya berada dalam pengawasan. Di sisi lain, tidak satu pun dari mereka tahu kapan pengawasan itu dilakukan. Menara pengawas ini disebut sebagai panoptikon.
Dalam perumpamaan Yesus, pemilik tanah dan kebun anggur adalah Allah, sedangkan orang-orang Israel dilukiskan sebagai kebun anggur. Sebagai pemilik kebun anggur, Ia memercayai para pekerja upahan untuk menggarap lahan anggur (1). Walau pemilik anggur tidak berada di tempat, ia selalu memantau kebun anggurnya dari jauh dengan cara mengutus orang untuk menagih 50 persen dari hasil panen (2).
Para pemimpin dan pemuka agama Israel dilukiskan sebagai pekerja upahan. Allah memberi kewenangan kepada mereka untuk merawat dan menggarap kebun anggurnya tanpa dipungut uang sewa. Allah hanya meminta pembagian hasil. Yang terjadi adalah air susu dibalas air tuba. Mereka membuat rencana perampasan dan pembunuhan berencana. Orang utusan dilukai dan dibinasakan (3-5), sedangkan ahli waris dibunuh dengan cara yang keji (6, 8). Dengan cara itu, mereka berpikir lahan itu menjadi milik mereka (7). Ternyata dugaan mereka meleset. Si pemilik tanah datang mengklaim kembali haknya dan menghabisi mereka (9).
Melalui perumpamaan ini, Yesus menegur keras kejahatan kaum agamawan Israel yang suka memakai jubah agama dan memanipulasi nama Allah untuk memeras sesamanya demi keuntungan pribadi. Yesus mengingatkan bahwa mata Allah selalu mengawasi mereka dari tempat yang jauh. Sekalipun mereka membinasakan Yesus sebagai seorang kriminal, Allah justru mengangkat Yesus sebagai Hakim dunia. Di hari penghakiman itu, mereka tidak akan lolos dari penghakiman Allah (10-11).
Renungkan: Hiduplah dengan bertanggung jawab dan takut akan Allah sebab Ia senantiasa mengawasi kita dari takhta-Nya yang kudus. [TG]
SH: Mrk 12:1-12 - Kesabaran Allah (Senin, 5 Maret 2018) Kesabaran Allah
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatu ada batasnya. Jika dikaitkan dengan sifat sabar, maka kesabaran Allah pun seolah-ol...
Kesabaran Allah
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatu ada batasnya. Jika dikaitkan dengan sifat sabar, maka kesabaran Allah pun seolah-olah ada batasnya. Memang kesabaran Allah tidak bisa dibandingkan dengan kesabaran manusia. Allah bersikap sabar karena Ia ingin membentuk manusia menjadi pribadi yang lebih baik. Kesabaran manusia belum tentu ditujukan untuk kebaikan orang lain.
Yesus kembali menerangkan bagaimana sikap Allah terhadap umat-Nya melalui sebuah perumpamaan. Dalam perumpaman ini, Yesus memakai lukisan kebun anggur (1). Bangsa Yahudi terkenal dengan perkebunan anggurnya. Pemilik anggur menanam pagar di sekeliling kebun anggurnya, kemudian ia menyewakan kebun itu kepada para penggarap. Ketika tiba musimnya, pemilik kebun itu menyuruh hambanya untuk menerima sebagian hasil kebun anggurnya dari para penggarap (2). Tetapi para penggarap itu malah memukuli hamba tersebut. Ada tiga orang hamba yang diutus kepada penggarap-penggarap itu, namun semuanya diperlakukan secara tidak manusiawi. Sampai akhirnya pemilik kebun itu mengutus anaknya dengan harapan para penggarap pasti lebih mau mendengarkannya (7). Alhasil, anak itu malah dibunuh oleh para penggarap itu. Melihat tindakan mereka, pemilik kebun marah dan membinasakan para penggarap.
Perumpamaan ini memberikan gambaran bahwa Allah, sebagai pemilik kebun anggur, merupakan Pribadi yang sabar. Para hamba-Nya adalah utusan Allah. Sang Anak merujuk kepada Yesus.
Yesus menggambarkan bahwa meskipun kehidupan umat-Nya munafik, menipu, dan tidak setia, namun Allah tetap membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang penyayang dan panjang sabar. Di sini Yesus menginginkan kita taat kepada perintah Allah seperti Dia juga taat kepada Bapa-Nya.
Marilah kita mempergunakan kesabaran Allah untuk dapat menghasilkan buah yang baik. Hiduplah sebagai anak-anak Allah yang taat. Jangan membiarkan hawa nafsu menguasai hidup kita agar waktu yang Tuhan berikan kepada kita tidak menjadi sia-sia. [MP]
SH: Mrk 12:1-12 - Pelayan Berhati Culas (Senin, 4 Maret 2024) Pelayan Berhati Culas
Orang-orang yang unchurched berarti tidak bergereja. Tak sedikit orang Kristen yang menjadi kecewa lalu memutuskan untuk tidak ...
Pelayan Berhati Culas
Orang-orang yang unchurched berarti tidak bergereja. Tak sedikit orang Kristen yang menjadi kecewa lalu memutuskan untuk tidak bergereja lagi. Ini tidak berarti bahwa mereka meninggalkan Tuhan, melainkan mereka meninggalkan gereja sebagai institusi dan tempat ibadah. Mereka kecewa dengan pemimpin, rekan pelayanan, atau aktivis gereja. Memang orang yang tampak rohani tidak selalu hidup dengan penuh kasih dan kebenaran.
Yesus sudah melihat hal ini melalui kehidupan para imam, ahli Taurat, dan tua-tua yang adalah pemimpin rohani umat Tuhan. Mereka diibaratkan sebagai petani upahan kebun anggur. Sedangkan, kebun itu sendiri adalah lambang bangsa Israel (1).
Para petani ini mendapat anugerah untuk mengerjakan tanah dan mendapat penghasilan dari tanah itu, tetapi ini tidaklah cukup. Mereka secara keji menganiaya hamba-hamba utusan tuan tanah yang meminta hak sebagai pemilik tanah yang sudah seharusnya memperoleh haknya (2-5). Disini, kita melihat kemurahan tuan tanah yang adalah gambaran Allah yang tidak berhenti mengirim nabi-nabi-Nya, sekalipun terus dianiaya. Puncak kemurahan sang tuan tanah dinyatakan dengan diutusnya anaknya (6), dan ini merupakan gambaran dari Mesias, yaitu Yesus sendiri. Ternyata para pelayan ini malah bersepakat untuk membunuh satu-satunya ahli waris supaya mereka bisa memiliki semua kekayaan itu (7-8).
Memang seperti yang Yesus katakan, mereka adalah perampok, bahkan lebih lagi mereka adalah pembunuh. Mengerikan sekali perampokan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pemeluk agama dalam konteks peribadatan keagamaan, tak terkecuali modus pencurian dan penipuan yang dilakukan oleh umat
Tuhan dalam konteks pelayanan gereja. Namun, Tuhan pastilah tak akan tinggal diam.
Waspadalah! Di dalam praktik agama bisa terselip keculasan yang mengerikan dan memakan korban. Kita harus berani bersuara seperti Yesus dan meminta Roh Kudus untuk memelihara hati kita agar kita tidak menjadi culas. [JHN]
SH: Mrk 12:13-17 - Kejujuran dan Kaisar (Jumat, 4 April 2003) Kejujuran dan Kaisar
Tahun 6 Masehi adalah tahun kelam bagi penduduk Palestina.
Tributum capitis, pajak per kepala penduduk yang opresif, mulai
...
Kejujuran dan Kaisar
Tahun 6 Masehi adalah tahun kelam bagi penduduk Palestina. Tributum capitis, pajak per kepala penduduk yang opresif, mulai diberlakukan pada tahun tersebut. Dari sisi ini, wajar bila pertanyaan seperti pada ayat 14 ditanyakan kepada seorang guru seperti Yesus (+ 30 M). Tetapi Yesus mendeteksi sesuatu yang lain, sebuah pertanyaan jebakan yang munafik. Jika Yesus menjawab "ya, umat harus membayar pajak," maka Ia dapat dicaci sebagai kolaborator penjajah. Jika Ia menjawab "tidak," biro intelijen Kekaisaran Roma pasti tertarik dengan informasi ini. Yesus, yang digombali para calon penjebak dengan sebutan "orang jujur", menjawab dengan jujur pula: definisikan sendiri apa hak Allah dan apa hak Kaisar, dan berikan hak masing-masing (ayat 17).
Jawaban Yesus pada ayat 17 bukanlah sekadar tangkisan verbal terhadap pertanyaan para penjebak. Tiap orang dari berbagai latar belakang bisa memunculkan daftar yang berbeda mengenai apa yang wajib diberikan kepada Allah dan kepada Kaisar. Sebagai pengajar Yahudi yang berpegang kepada PL, Yesus berpegang pada prinsip bahwa Allah selalu mengatasi siapa pun termasuk Sri Paduka Kaisar. Kesetiaan kepada pemahaman ini menentukan apa saja yang menjadi hak Kaisar. Ia tidak menjawab pertanyaan para calon penjebak-Nya secara langsung dan sesimpel "boleh/tidak." Jawaban-Nya mengedepankan prinsip di atas, dengan pertanyaan ikutan yang implisit: apakah pajak menyebabkan Anda tidak memberikan sesuatu yang menjadi hak Allah (mis. penghormatan, integritas dan kekudusan diri, ketaatan)? Pajak, ketaatan kepada pemerintah/ otoritas lain, dll. Kristen penuhi selama itu tidak menghalangi pengabdiannya kepada Allah dan menjadi bagian dari pengabdian kepada Allah yang mengasihinya.
Renungkan: Hanya Allah yang layak menerima pengabdian tertinggi kita karena Ia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi kita.
SH: Mrk 12:13-17 - Kepada pemerintah dan Allah (Senin, 23 Maret 2009) Kepada pemerintah dan Allah
Kontroversi di seputar otoritas Yesus mengarahkan kontroversi
mengenai pengajaran-Nya. Para pemimpin agama Yahudi me...
Kepada pemerintah dan Allah
Kontroversi di seputar otoritas Yesus mengarahkan kontroversi mengenai pengajaran-Nya. Para pemimpin agama Yahudi memang sangat ingin menjatuhkan popularitas-Nya. Maka kontroversi digulirkan di seputar isu sensitif, yaitu pajak. Bukan karena para pemimpin agama itu tertarik menghadapi masalah sosial dari sudut iman, tetapi sebagai jebakan untuk mendiskreditkan Yesus.
Orang Farisi dan Herodian (ayat 13) sebenarnya memiliki paham politik yang bertentangan. Namun saat itu mereka bersatu melawan Yesus, yang mereka anggap sebagai musuh bersama. Mereka ingin memperhadapkan Yesus pada sebuah isu politik yang membuat mereka terpecah belah. Sejak Yudea menjadi sebuah provinsi dalam wilayah kekuasaan Roma, pemerintah Roma meminta orang Yahudi membayar pajak. Dalam hal ini setiap kelompok di Yudea berbeda pendapat. Orang Zelot menolak membayar pajak kepada pemerintah asing. Orang Farisi membayarnya, tetapi sebenarnya sangat keberatan. Herodian rela membayar karena mereka mendukung pemerintah Roma.
Bagaimana jawaban Yesus? Terperangkapkah Ia ke dalam jebakan mereka? Dengan hikmat yang Mahatinggi, Yesus menggunakan koin bergambar kaisar untuk menjawab bahwa orang Yahudi seharusnya membayar pajak (ayat 16-17). Jika kita menikmati berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah maka kita wajib mendukung dengan membayar pajak.
Jawaban Yesus ini menolong para pembaca Injil Markus untuk memahami bahwa kekristenan tidak mengajarkan perlawanan terhadap pemerintah (band. Rm. 13:1-7; 1Tim. 2:1-6; 1Pet. 2:13-17). Kewajiban kepada Allah tidak begitu saja menghapuskan kewajiban kepada pemerintah. Begitu pula sebaliknya (ayat 17). Berikan pajak kepada pemerintah, tetapi persembahkan hidupmu kepada Allah.
Kita harus patuh kepada pemerintah kita. Namun kepatuhan itu tidak boleh mengurangi ketaatan kita kepada Allah. Allahlah Sang Raja yang harus kita taati sepenuhnya.
SH: Mrk 12:13-17 - Memilih untuk taat (Sabtu, 10 Maret 2012) Memilih untuk taat
Kaum Farisi biasanya alergi membayar pajak kepada penjajah Romawi, dan menganggap mereka yang patuh sebagai pengkhianat atau bahka...
Memilih untuk taat
Kaum Farisi biasanya alergi membayar pajak kepada penjajah Romawi, dan menganggap mereka yang patuh sebagai pengkhianat atau bahkan penyembah berhala. Sebaliknya, kaum Herodian justru menganggap setoran pajak kepada penguasa Romawi sebagai keharusan. Walaupun begitu, mereka bekerja sama untuk menjebak Yesus di dalam posisi serba salah: jika Ia menjawab "Ya, " itu berarti Yesus adalah pengkhianat, bahkan mendukung penyembahan berhala; jika "Tidak, " Yesus pantas ditangkap pihak berwajib sebagai provokator.
Namun Yesus mengetahui kemunafikan mereka (15). Tindakan-Nya yang meminta sekeping uang dinar justru meningkatkan posisi Yesus di hadapan para pendengar-Nya: Yesus tak membawa uang dan tak bergantung pada uang yang berlogo gambar Kaisar (15b-16). Tak hanya itu, jawaban Yesus atas pertanyaan jebakan tadi juga tak seperti yang mereka harapkan. Yesus tak berkata "Ya" atau "Tidak", tetapi memberikan prinsip yang mesti dijabarkan oleh orang yang mau mengikuti perkataan-Nya. Mereka mesti menjabarkan mana yang menjadi hak Allah dan mana hak Kaisar (17). Kaisar Romawi tak hanya menuntut kepatuhan total. Ia tak hanya menjadi Pontifex Maximus, imam tertinggi agama Romawi, tetapi untuk orang non-Yahudi, kaisar juga adalah dewa yang menuntut penyembahan. Kata-kata Yesus menempatkan Kaisar dan Allah bersisian, dan di posisi ini orang Kristen mesti tahu siapa yang mesti didahulukan, yaitu Allah! Tak hanya itu, prinsip Yesus ini membongkar lebih dalam kemunafikan kaum Herodian dan Farisi ini karena mereka sebenarnya lebih peduli pada posisi politis masing-masing ketimbang kebenaran Allah.
Di dalam kehidupan sebagai warga negara, kita dipanggil untuk menjabarkan kewajiban kita kepada Allah dan kepada pemerintah. Idealnya, kita mesti taat kepada pemerintah karena itu bagian dari ketaatan kepada Allah. Namun jika terjadi pertentangan di antara keduanya, kita memperoleh peluang untuk taat karena betapa pun besarnya tekanan pemerintah, kita harus lebih siap untuk taat kepada Allah.
SH: Mrk 12:13-17 - Hikmat Allah Menang Atas Kejahatan (Rabu, 2 Maret 2016) Hikmat Allah Menang Atas Kejahatan
Di perikop sebelumnya Yesus dengan pedas menyindir para pemuka adat dan pemimpin agama dengan perumpamaan kebun an...
Hikmat Allah Menang Atas Kejahatan
Di perikop sebelumnya Yesus dengan pedas menyindir para pemuka adat dan pemimpin agama dengan perumpamaan kebun anggur. Kritikan Yesus telah melukai hati dan harga diri mereka. Karena itu, mereka berupaya mencari cara menjebak Yesus. Strategi yang mereka gunakan sangat keji. Salah sedikit saja, kematian sudah menunggu di depan mata.
Kali ini mereka melontarkan isu mengenai pajak. Di sini terlihat jelas mereka ingin menarik Yesus masuk pada ranah politik. Untuk memastikan rencana yang disusun dapat berjalan lancar, mereka mengirim dua orang, yaitu pihak Farisi dan Herodian. Tugas kedua pihak hanya melontarkan pertanyaan kepada Yesus (13). Dengan kelicikan yang dibungkus sikap rendah hati, mereka datang bertanya kepada Yesus. Seolah-olah mereka ingin belajar kebenaran Allah yang Yesus ajarkan. Mereka berpikir bahwa dengan menyanjung Yesus dengan kata "guru yang jujur, tidak takut siapa pun, dan tidak mencari muka, dan mengajarkan jalan Allah", maka Yesus dapat diperdaya (14a).
Pertanyaan yang diajukan oleh pihak Farisi dan Herodian kelihatannya mudah dijawab. Jika diperhatikan dengan saksama, pertanyaan mereka seperti bisa ular yang mematikan (14b). Sebab, orang-orang Farisi adalah orang yang menentang pemerintahan Romawi. Mereka akan melakukan provokasi massa untuk menghancurkan pengkhianat bangsa. Sedangkan orang-orang Herodian merupakan pihak yang pro pemerintah Romawi. Sebelum menjawab, Yesus membuka kedok mereka (15). Bukannya menjawab, malahan Yesus melontarkan pertanyaan kepada mereka (16a). Artinya, Yesus ingin mereka sendiri menjawab kepada siapakah pajak itu harus diberikan.
Jawaban mereka membuktikan kebutaan akal budi dan rohani (16b). Sebagai warga negara dunia, mereka wajib membayar pajak kepada pemerintahan. Sebagai warga negara surgawi, mereka patut memberikan persembahan kepada Allah (17a). Hikmat Yesus membuat mereka bungkam seribu bahasa (17b).
Renungkan: Lakukan yang benar dan jauhi kejahatan. [TG]
SH: Mrk 12:13-17 - Kewargaan Ganda (Selasa, 6 Maret 2018) Kewargaan Ganda
Orang Farisi dan Herodian bertanya kepada Yesus, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (14). Ia tahu bahwa ...
Kewargaan Ganda
Orang Farisi dan Herodian bertanya kepada Yesus, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (14). Ia tahu bahwa jawabnya bukanlah sekadar boleh atau tidak. Karena ada perbedaan prinsip mendasar di balik pertanyaan itu.
Orang Farisi percaya bahwa Allahlah raja mereka. Kalaupun harus membayar, Allahlah yang paling berhak menerimanya, dan bukan penjajah. Itulah yang dilakukan melalui persembahan persepuluhan. Kaum Herodian, para pendukung Herodes, berpaham sebaliknya. Menolak membayar pajak akan membuat kekuasaan Herodes berakhir.
Kisah percakapan ini seungguhnya tak sekadar bicara soal pajak. Dan Yesus berhasil menguraikan persoalan melalui komunikasi yang jujur, lugas, dan tegas. Pertanyaan Yesus, tentang gambar dan tulisan siapakah ini, bermaksud menjernihkan persoalan. Yesus secara dramatis memperlihatkan bahwa mereka sesungguhnya mengakui kewibawaan dan wewenang kaisar ketika menggunakan mata uang itu sebagai alat pembayaran yang sah.
Maklumat Yesus soal memberikan apa yang merupakan hak kaisar kepada kaisar dan memberikan apa yang merupakan hak Allah kepada Allah (17) menegaskan bahwa Sang Penanya memiliki kewargaan ganda: warga negara sekaligus warga kerajaan Allah.
Pada titik ini pengikut Kristus harus memandang pemerintah sebagai manusia yang diberi kesempatan oleh Allah untuk memegang kekuasaan negara. Orang Kristen tidak dibenarkan melawan pemerintah dan hukum secara membabi buta. Peraturan itu dibuat untuk ketertiban dan berguna untuk kemaslahatan masyarakat umum.
Namun, Yesus juga tidak mau para pengikut-Nya terjerembab ke dalam ketaatan buta terhadap pemerintah. Keberadaan kaisar sesungguhnya lebih rendah ketimbang Allah. Artinya, ketika kaisar melakukan penyimpangan, umat Allah wajib menentangnya! Dan itu akan berdampak positif jika dan hanya jika setiap Kristen telah memenuhi kewajibannya selaku warga negara-salah satunya-dengan membayar pajak. [YM]
SH: Mrk 12:13-17 - Hikmat yang Membalikkan (Selasa, 5 Maret 2024) Hikmat yang Membalikkan
Nas yang kita baca sering dipakai untuk menjelaskan mengapa orang Kristen perlu membayar pajak kepada negara. Hal itu karena ...
Hikmat yang Membalikkan
Nas yang kita baca sering dipakai untuk menjelaskan mengapa orang Kristen perlu membayar pajak kepada negara. Hal itu karena Yesus mengajarkannya demikian. Kalau begitu, apakah Yesus mendukung penjajahan yang penuh dengan ketidakadilan, seperti yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi terhadap bangsa Israel? Ayat ini tidak membicarakan hal itu, tetapi ini juga tidak serta-merta berarti kita mengajar orang percaya untuk tidak membayar pajak.
Jawaban Yesus merupakan argumentasi terhadap beberapa orang Farisi dan pendukung Herodes yang dikirim oleh para pemuka agama untuk menjatuhkan Yesus (13). Mereka mencoba menggunakan kelompok orang Farisi yang bergerak di akar rumput untuk menjatuhkan lawannya. Padahal, sejatinya para imam kepala tidak memiliki relasi yang cukup baik dengan orang Farisi, tetapi sepertinya mereka bisa berbaikan demi menjatuhkan Yesus yang mengancam kekuasaan kedua kelompok.
Kita melihat kemunafikan melalui pujian orang Farisi kepada Yesus yang sejatinya hanya menyembunyikan maksud jahat (14a). Mereka mau memojokkan Yesus dengan pertanyaan yang apa pun jawabannya akan menyulitkan Yesus (14b). Apakah Ia harus membayar pajak kepada kaisar? Jawaban "tidak" akan membuat Yesus berhadapan dengan kekuasaan Romawi dan dianggap pemberontak. Sebaliknya, jawaban "ya" akan mengecewakan orang banyak karena Yesus dianggap mendukung penjajahan.
Rupanya jawaban Yesus melampaui kedua hal ini: "Berikanlah milik Kaisar kepada Kaisar dan milik Allah kepada Allah!" (17). Jawaban Yesus tak bisa dijadikan senjata karena Ia tetap membayar pajak. Yesus juga tidak dapat dituduh telah mendukung penjajahan karena yang diberikan adalah apa yang menjadi hak kaisar.
Oleh karena itu, kita perlu meminta hikmat dari Allah dan melatih diri untuk dapat berhadapan dengan orang-orang jahat yang dengan kecerdasannya berusaha membelokkan kebenaran. Hikmat membantu kita untuk peka terhadap kejahatan berkedok agama. [JHN]
SH: Mrk 12:18-27 - Yang seharusnya tidak diutamakan: (Sabtu, 5 April 2003) Yang seharusnya tidak diutamakan:
Perselisihan masalah doktrinal yang trivial dan mengalihkan
perhatian dari hal yang utama! Kaum Saduki yang m...
Yang seharusnya tidak diutamakan:
Perselisihan masalah doktrinal yang trivial dan mengalihkan perhatian dari hal yang utama! Kaum Saduki yang mayoritas terdiri dari kaum imam hanya mengakui otoritas kelima kitab Taurat, dan tidak mau menerima ajaran-ajaran yang mereka anggap tidak ada di Taurat seperti kebangkitan orang mati. Setelah orang mati, manusia masuk ke dalam sheol, titik.
Doktrin inilah yang mereka ingin pertahankan di hadapan Yesus, dengan suatu pertanyaan yang cukup cerdas dan dalam. Jawaban Yesus menunjukkan bahwa yang sesungguhnya berarti adalah Allah yang hidup, yang berkuasa atas manusia yang tetap ada, yang kelak akan dibangkitkan. Itulah implikasi dari pernyataan Allah yang berulang-ulang bahwa "Akulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub" jauh setelah ketiga tokoh tersebut meninggal.
Dari kata-kata Yesus, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Saduki ini jatuh ke dalam tiga kesalahan, dan ini patut menjadi peringatan bagi kita. Pertama, mereka menilai Yesus hanya dari ukuran doktrinal golongan mereka semata, tanpa mau melihat karya Allah melalui-Nya. Ini sebabnya Yesus menyatakan bahwa mereka tidak mengerti "kuasa Allah." Kedua, mereka tidak sungguh-sungguh mengerti Alkitab. Mereka ternyata tidak merenungkan dan memeriksa ulang pengajaran mereka berdasarkan firman. Ketiga, mereka tampaknya dengan aktif berupaya membuktikan "kesesatan" golongan umat lain yang tidak sependapat dengan pemahaman/doktrin mereka. Pertanyaan mereka kepada Yesus menunjukkan hal ini. Keaktifan ini ironis, karena berdasarkan nas sebelumnya (ayat 12:6-7), mereka sedang menguji ke- "ortodoks"-an Anak Kekasih Allah sendiri.
Renungkan: Salah satu hal paling berbahaya adalah mereka yang jauh dari kebenaran, tetapi yakin bahwa hanya dirinya yang paling benar.
SH: Mrk 12:18-27 - Setelah kematian (Selasa, 24 Maret 2009) Setelah kematian
Orang Saduki adalah orang Yahudi yang kaya dan berpendidikan. Jumlah
mereka sebenarnya sedikit, tetapi pengaruh mereka besar hi...
Setelah kematian
Orang Saduki adalah orang Yahudi yang kaya dan berpendidikan. Jumlah mereka sebenarnya sedikit, tetapi pengaruh mereka besar hingga banyak yang menduduki posisi penting dalam kepemimpinan bangsa. Orang Saduki hanya percaya pada pengajaran PL. Mereka tidak mengikuti tradisi yang dianut oleh orang Farisi. Mereka tidak memercayai kebangkitan dengan alasan mereka tidak menemukan pengajaran tentang kebangkitan dalam PL. Mereka percaya bahwa ketika tubuh mati, jiwa pun mati. Maka pertanyaan yang diajukan kepada Yesus seolah bermaksud mengolok-olok.
Menurut Yesus, keadaan setelah kebangkitan tidak lagi sama seperti kehidupan sebelum kematian. Sebab keadaan setelah kebangkitan lebih tertuju kepada persekutuan bersama-sama dengan Allah dan tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan ungkapan "Hidup seperti malaikat di surga" (ayat 25). Yesus juga secara langsung mengambil contoh dari kitab Musa (kitab yang sangat dihargai oleh orang Saduki) untuk lebih memperjelas pernyataan-Nya: "Allah bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup". Dengan berbuat demikian Yesus menunjukkan bahwa sebenarnya orang-orang Saduki itu tidak mengerti benar isi kitab yang mereka hargai.
Kita belajar bahwa roh akan tetap hidup ketika tubuh mati. Namun roh akan mendapat tubuh baru, yaitu tubuh kebangkitan atau tubuh yang kekal. Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan menunjukkan bahwa mereka tidak memahami pernyataan firman mengenai kebangkitan. Mereka tidak menyadari bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang ke dalam kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Banyak orang yang berusaha mengungkapkan misteri di balik kematian. Namun apa yang Yesus katakan memberi gambaran bahwa kematian bukanlah akhir hidup, melainkan sebuah permulaan hidup yang baru. Masalahnya, apakah keseharian kita diberdayakan oleh kerinduan memasuki janji kehidupan kekal itu?
SH: Mrk 12:18-27 - Arti kesesatan (Senin, 12 Maret 2012) Arti kesesatan
Setelah para "imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua" (Mrk. 11:27), "orang Farisi dan Herodian" (Mrk. 12:13), kini giliran perwakilan d...
Arti kesesatan
Setelah para "imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua" (Mrk. 11:27), "orang Farisi dan Herodian" (Mrk. 12:13), kini giliran perwakilan dari kaum Saduki (Mrk. 12:18). Mereka hendak menjebak Yesus berdasarkan kekhasan doktrin yang mereka pegang, mereka menolak kebangkitan dan hendak merusak popularitas Yesus di hadapan orang banyak.
Namun respons Yesus justru membongkar kesesatan mereka (24). Pertama, bagi Yesus, keberatan mereka tidak relevan karena kebangkitan melampaui urusan seksualitas (24-25). Kedua, Yesus mengutip kisah dari Taurat, yang otoritasnya juga diakui oleh kaum Saduki, bahwa Allah adalah "Allah orang hidup" (27). Artinya, walaupun Abraham, Ishak, dan Yakub, para bapak leluhur Israel telah mati, tetapi karena Allah adalah Allah atas orang hidup, maka itu berarti kehidupan adalah tujuan akhir mereka, karena mereka akan bangkit kembali.
Kisah ini membawa kita pada signifikansi. Fungsi utama doktrin ini bukanlah pembeda identitas, entah sebagai orang Saduki, orang Farisi, bahkan kalau perlu orang Calvinis, orang Lutheran, orang Pentakosta, dlsb. Fungsi doktrin kebangkitan jelas tidak sedangkal itu. Fungsi doktrin ini adalah menjelaskan sejauh mana keterlibatan Allah di dalam hidup orang Kristen, dan apa tujuan serta makna final hidup kita, yaitu menikmati persekutuan kekal dengan Allah yang hidup. Ketidakmengertian dan ketidakmauan untuk mengakui janji Allah sama saja dengan tidak mengerti "Kitab Suci maupun kuasa Allah" (24).
Karena itulah di dalam kehidupan bergereja, kebaktian kedukaan dan penghiburan bukanlah sesuatu yang ditujukan bagi sang almarhum/almarhumah, tetapi justru bagi mereka yang berduka, baik itu keluarga dekat maupun jemaat setempat. Semua itu bukanlah sekadar terapi psikologis di mana kita bisa meluapkan kesedihan, tetapi merupakan wadah untuk mengakui dukacita kita di hadapan Allah dan menyerahkan semua itu kepada-Nya, sekaligus mengingat dan menaruh percaya akan janji Allah Tritunggal, bahwa dia yang meninggal dan juga kita yang berduka, kelak akan bersama-sama menjalani kehidupan yang baru di dalam kebangkitan kelak.
SH: Mrk 12:18-27 - Ajaran yang Menyesatkan (Kamis, 3 Maret 2016) Ajaran yang Menyesatkan
Kegagalan tidak membuat petinggi elit keagamaan Yahudi patah semangat. Setelah gagal menjebak Yesus pada ranah politik, kali ...
Ajaran yang Menyesatkan
Kegagalan tidak membuat petinggi elit keagamaan Yahudi patah semangat. Setelah gagal menjebak Yesus pada ranah politik, kali ini mereka mengganti strategi baru, yaitu menjerat Yesus pada perdebatan teologis. Isu yang diusung kali ini berkaitan dengan kebangkitan orang mati. Jika Yesus salah menjawab, sudah dipastikan ajaran Yesus dianggap sesat. Hal ini cukup menyeret Yesus ke pengadilan agama yang berujung pada kematian.
Pihak yang diutus kali ini dari kalangan Saduki yang tidak memercayai adanya kebangkitan orang mati (18). Argumen pihak Saduki langsung tertuju pada hukum Taurat (19). Contoh kasus yang diangkat pun soal siapakah suami yang sah dari seorang istri pada saat kebangkitan orang mati (20-23). Di sini terlihat orang Saduki mengaitkan konsep kebangkitan tubuh dengan isu pernikahan. Jebakan yang dipasang oleh pihak Saduki kepada Yesus sangat mematikan. Jawaban Yesus menjadi sebuah pertaruhan besar atas seluruh ajaran dan otoritas-Nya sebagai guru maupun anak Allah.
Dalam hukum Taurat, pernikahan levirat menjadi ketetapan Allah (band. Ul. 25:5-10). Hukum ini diatur demi kelangsungan marga dan penghapusan aib keluarga (band. Kej. 30:24, Rut. 4:13-17, Luk. 1:58). Dengan mengambil kasus ini, apakah pihak Saduki kurang memahami firman Allah, padahal mereka dianggap sebagai kelompok paling konservatif di Israel? apa pun alasannya, ada unsur jebakan dari pihak Saduki yang menolak status Yesus sebagai anak Allah.
Dengan tegas Yesus menyebut mereka sebagai orang yang sesat (24, 27b). Sebab orang Saduki bukan hanya salah tafsir, tetapi mereka terjebak pada spekulasi yang berlebihan terhadap hukum Taurat (25). Mereka mencoba mengaitkan dimensi surgawi dengan kehidupan manusia. Seolah-olah kehidupan di surga tidak ada bedanya dengan di dunia. Lagi pula kebangkitan tubuh dimungkinkan sebab Allah Israel adalah Allah yang hidup (26-27a).
Renungkan: Waspadalah terhadap ajaran menyesatkan yang berlindung di balik kebenaran firman Allah. [TG]
SH: Mrk 12:18-27 - Saduki Tak Percaya Kebangkitan (Rabu, 7 Maret 2018) Saduki Tak Percaya Kebangkitan
Kaum Saduki bertanya kepada Yesus, "Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami peremp...
Saduki Tak Percaya Kebangkitan
Kaum Saduki bertanya kepada Yesus, "Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia" (23).
Pada waktu itu masyarakat Yahudi terbagi dalam tiga golongan. Pertama, golongan Farisi yang sangat menaati perintah Taurat secara rinci. Kedua, golongan Eseni yang mengundurkan diri dari keramaian untuk menyatukan diri dengan Allah dalam doa dan meditasi. Ketiga, golongan Saduki yang terkesan lebih liberal, kerap melanggar Taurat, dan tidak percaya adanya kebangkitan orang mati (18).
Pertanyaan itu muncul bukan karena rasa ingin tahu, tetapi mereka ingin mendapatkan peneguhan atas apa yang dipercayai. Mereka sepertinya yakin bahwa kasus yang mereka ajukan akan membuat Guru dari Nazaret itu terpaksa mengakui tidak adanya kebangkitan.
Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa orang Saduki itu telah sesat pikir. Kesesatan itu berasal dari ketidakmengertian akan Kitab Suci dan kemahakuasaan Allah. Hal itu disebabkan karena orang Saduki berpikir menurut pikiran manusia. Mereka agaknya lupa bahwa manusia hanyalah ciptaan.
Yesus sendiri tidak terjebak dengan kasus perkawinan yang diajukan. Ia memulai dengan iman. Yesus tidak bicara rinci mengenai kehidupan nanti, tetapi dengan jelas menyatakan bahwa hidup itu sama sekali baru sama seperti malaikat (25).
Yesus menyatakan bahwa kepada Musa, Allah memperkenalkan diri sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Allah Abraham berarti Allah yang telah menyelamatkan Abraham. Itu berarti Abraham hidup di hadirat Allah. Dalam Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini), Yesus menjelaskan: "Allah itu bukan Allah orang mati. Ia Allah orang hidup." (27). Dengan kata lain, orang yang hidup di dunia untuk Allah akan mengalami hidup kekal yang ditujukan bagi Allah. Itu berarti, kita tak perlu mempersoalkan bagaimana keadaan surga nanti. Jika kita hidup bersama dengan Allah di bumi sini, maka kelak kita pun akan hidup bersama dengan Dia di surga sana. [YM]
SH: Mrk 12:18-27 - Membendakan Sesama (Rabu, 6 Maret 2024) Membendakan Sesama
Di era media sosial, banyak orang ingin menjadi terkenal dengan mendompleng atau menumpang ketenaran orang lain. Ketika seseorang ...
Membendakan Sesama
Di era media sosial, banyak orang ingin menjadi terkenal dengan mendompleng atau menumpang ketenaran orang lain. Ketika seseorang mem-posting foto dirinya bersama orang terkenal, ia berharap agar ia juga dikenal dan status sosialnya naik. Sedihnya, orang tidak peka bahwa sebenarnya ini adalah perbuatan manipulatif yang memanfaatkan orang lain demi status diri sendiri.
Orang Saduki adalah salah satu golongan elit Yahudi. Mereka mencoba menggunakan Yesus demi kepentingan golongan mereka.
Dalam hukum perkawinan Lewi, diharuskan bagi seorang laki-laki untuk menikahi janda dari saudaranya yang telah meninggal demi meneruskan keturunan dari saudaranya itu (lih. Ul. 25:5-6). Orang Saduki menggunakan hukum ini untuk meneguhkan keyakinan mereka yang tidak memercayai kebangkitan orang mati (19-23). Jika perkataan Yesus sejalan dengan keyakinan mereka dan hal itu dinyatakan di depan umum, mereka akan sangat diuntungkan.
Yesus jelas tahu bahwa pertanyaan mereka bukanlah dengan tujuan untuk mengenal kebenaran. Pertanyaan itu hanyalah sebuah alat demi melegitimasi dan meneguhkan kekuasaan mereka. Yesus dengan sangat keras mengecam kesesatan mereka, dan bahkan menyerukannya sebanyak dua kali (24, 27).
Di dalam Taurat dinyatakan bahwa Allah Israel adalah Allah orang yang hidup, bukan orang yang mati (25). Mereka yang tidak percaya akan kebangkitan tubuh mempertanyakan perihal pernikahan pasca kebangkitan. Terbayang ekspresi sinis dan arogan di wajah mereka ketika ini terjadi. Sungguh ironis bahwa para pemimpin agama justru buta akan firman Tuhan oleh karena doktrin dan ajaran tentang Tuhan yang keliru, yang sudah terlampau lama mereka yakini. Lebih parah lagi, mereka buta, tetapi memandang diri dan menamai golongan mereka sebagai "orang benar".
Marilah terus mengoreksi diri, jangan sampai kita membendakan orang lain demi kepentingan kita. Bersikaplah terbuka kepada Tuhan agar Dia menyatakan kebutaan kita dan kita dapat dicelikkan dalam kebenaran-Nya. [JHN]
Utley: Mrk 12:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:1-111 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang MEMBUKA KEBUN ANGGUR DAN MENANAM PAGAR ...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:1-11
1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang MEMBUKA KEBUN ANGGUR DAN MENANAM PAGAR SEKELILINGNYA. IA MENGGALI LOBANG TEMPAT MEMERAS ANGGUR DAN MENDIRIKAN MENARA JAGA. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: BATU YANG DIBUANG OLEH TUKANG-TUKANG BANGUNAN TELAH MENJADI BATU PENJURU: 11 HAL ITU TERJADI DARI PIHAK TUHAN, SUATU PERBUATAN AJAIB DI MATA KITA."
Mr 12:1 "berbicara kepada mereka dalam perumpamaan" "Mereka" merujuk langsung kepada perwakilan dari Sanhedrin (lih. Mr 11:27), tetapi secara tidak langsung kepada kerumunan besar orang banyak.
Seluruh pasal ini adalah rangkaian pertanyaan-pertanyaan dari para pemimpin agama:
- 1. dari Sanhedrin (Mr 11:27-12:12)
- 2. dari orang-orang Farisi dan Herodian (Mr 12:13-17)
- 3. dari orang-orang Saduki (Mr 12:18-27)
- 4. dari para ahli Taurat (Mr 12:28-34) 5. dari Yesus (Mr 11:29-33; 12:9,35-37)
□ "MEMBUKA KEBUN ANGGUR DAN MENANAM PAGAR SEKELILINGNYA. IA MENGGALI LOBANG TEMPAT MEMERAS ANGGUR DAN MENDIRIKAN MENARA JAGA" Ini adalah kutipan Septuaginta dari Yes 5:1-2. Pokok anggur adalah salah satu simbol bagi bangsa Israel (seperti pohon ara di Mr 11:12-14,20-25). Yes 5 menggunakan lagu rakyat kebun anggur untuk berbicara pada Israel. Matius menyertakan beberapa perumpamaan lain yang juga berbicara pada bangsa Israel (lih. Mat 22:1-14).
Sulit untuk menentukan apakah Tuhan menolak
- 1. pemimpin Israel yang tidak sah, bukan keturunan Harun
- 2. legalisme yang menghakimi, kebenaran dirinya sendiri
- 3. keseluruhan orang-orang yang tidak percaya dari bangsa ini. Israel, dengan semua hak istimewa perjanjian yang ia miliki (lih. Rom 9:4-5.), juga bertanggung jawab atas tanggung jawab perjanjian Musa (lih. Ul 27; 28)
Sangatlah mencolok betapa berbedanya prosedur Yes 5 dalam menggambarkan kasih Tuhan yang tersedia dan gratis bagi semua orang yang mau datang dibandingkan dengan kekerasan dan kegarangan dari para petani penggarap dalam perumpamaan ini.
Mr 12:2 "Ketika sudah tiba musimnya" Biasanya perlu waktu sedikitnya lima tahun bagi pohon anggur untuk mulai memproduksi pada tingkat komersial. Pemiliknya diharapkan untuk berpartisipasi dalam investasinya.
Mr 12:2,4,5,6 "menyuruh" Tuhan mencoba berkomunikasi dengan menyuruh beberapa wakil, bahkan anak-Nya sendiri. Ini mewakili kesabaran Tuhan dan keinginan-Nya untuk membangun hubungan perjanjian.
Mr 12:2,4,5 "seorang hamba" Hamba ini mewakili para nabi PL. Matius, sesuai dengan kekhasannya, menuliskan dua budak (lih. Mat 21:34). Naskah ini dengan jelas menunjukkan bagaimana Matius menggabungkan catatan Markus akan beberapa hamba yang muncul satu demi satu ke dalam satu kejadian.
Mr 12:3 "memukulnya" Hal ini menunjuk pada pemukulan yang parah. Secara harfiah berarti "menguliti" atau "mengupas" (lih. Mr 13:9).
Mr 12:4 "sampai luka di kepalanya" Ini menunjuk pada berulang kali dipukul di kepala. Ini menunjukkan kekerasan yang diderita oleh mereka yang mewakili Tuhan dan berbicara untuk-Nya (yaitu, para nabi PL) kepada umat perjanjian-Nya yang memberontak.
□ "dan sangat mereka permalukan" Ini adalah bentuk VERBAL dari nama Timotius, yang berarti "kehormatan" atau "layak" dengan ALPHA PRIVATIVE. Ini berkonotasi "memperlakukan dengan penghinaan" atau "dilecehkan secara total" (lih. Yak 2:6).
Mr 12:5 Mengapa Allah mengirim hamba demi hamba? Allah menciptakan umat manusia untuk suatu tujuan—persekutuan dengan diriNya. Ia ingin membangun orang-orang seperti Diri-Nya sendiri, tetapi mereka/kita tidak bersedia. Namun, Allah mencoba lagi dan lagi untuk menghubungi kita! Ia memiliki suatu "kasih yang tidak akan membiarkan pergi" untuk penciptaan-Nya.
Mr 12:6 "tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih" Ini jelas merujuk pada Yesus. Kalimat yang sama ini digunakan oleh Bapa di baptisan Yesus (Mat 1:11; 3:17) dan transfigurasi (Mr 9:7; Mat 17:5). Kebenaran yang sama terlihat dalam Yoh 3:16 dan Ibr 1:1-2. Ini adalah kombinasi dari Mazmur Kerajaan (yaitu, Mr 2:7) dan perikop seorang Hamba yang Menderita (yaitu, Yes 42:1).
Mr 12:7 "maka warisan ini menjadi milik kita" Ini secara hukum merujuk kepada hukum Yahudi "properti tanpa pemilik" yang bisa diklaim oleh hak kepemilikan. Ini mencerminkan sikap kejatuhan dari umat manusia yaitu "lebih dan lebih untuk saya dengan resiko apapun." Umat manusia ingin menjadi tuhan mereka sendiri (lih. Kej 3).
Mr 12:8 "melemparkannya ke luar kebun anggur" Penguburan yang tidak pantas menunjukkan penghinaan yang lengkap dari para pengarap kepada pemilik dan anaknya!
Paralel-paralel Injilnya menggambarkan urutannya, yaitu mereka melemparkan si anak ke luar kebun anggur itu dan kemudian membunuhnya (lih. Mat 21:39; Luk 19:15). Ini mungkin untuk mengidentifikasi lebih lanjut dengan kematian Yesus di luar tembok kota Yerusalem.
Mr 12:9 Ayat ini menunjukkan respon Tuhan terhadap orang yang membunuh Anak-Nya. Dalam Injil Markus Yesus menanyakan pada orang banyak sebuah pertanyaan. Ini mencerminkan Yes 5:3-4, di mana nabi ini menanyakan sebuah pertanyaan. Para pendengar ini dikutuk oleh apa yang keluar dari mulut mereka sendiri (yaitu, Mat 21:41). Allah akan menuntut semua makhluk ciptaan yang sadar tanggung jawab atas karunia kehidupan. Kita akan menuai apa yang kita tabur (lih. Mr 4:21-25; Mat 13:12; 25:14-30; Gal 6:7).
□ "lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain" Kata "orang lain" tampaknya merujuk pada gereja, yang terdiri dari orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:11-3:13).
Mr 12:10 "Tidak pernahkah kamu membaca nas ini" Ini merupakan pengantar dari Yesus untuk sebuah ayat yang mereka gunakan setiap tahun dalam prosesi penyambutan peziarah ke Yerusalem (yaitu, Mazm 118:22-23.). Pertanyaan ini adalah tema berulang dalam PB (lih. Mat 21:42, Luk 20:17; Kis 4:11; Rom 9:32-33, 1Pet 2:7). Ini menjelaskan masalah bagaimana Israel bisa salah menanggapi Mesias mereka (lih. Rom 9; 10; 11). Pernyataan ini merupakan tamparan ke wajah orang-orang yang sangat yang mengaku mengetahui Kitab Suci!
□ "BATU" Ini adalah kutipan Mazm 118:22-23 dari Septuaginta. Dalam tulisan-tulisan para rabi, batu ini merujuk pada Abraham, Daud, atau Mesias (lih. Dan 2:34-35). Mazmur yang sama ini juga dikutip sebagai bagian dari Mazmur Hallel, yang digunakan untuk menyambut para peziarah yang datang ke Yerusalem untuk Paskah.
□ "TUKANG-TUKANG BANGUNAN" Dalam tulisan kerabian istilah ini menunjuk pada para ahli Taurat. Komentar yang Yesus tambahkan tercatat dalam Mat 21:43-44. Perhatikan di sini para tukang bangunan dikutuk karena melewatkan suatu kebenaran yang paling penting: Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.
□ "BATU PENJURU" Metafora dari Mesias sebagai batu berasal dari beberapa penggunaan PL.
- 1. Kekuatan dan stabilitas YHWH (lih. Mazm 18:1-2)
- 2. Penglihatan Daniel dalam pasal Mr 2 (lih. Dan 2:34-35,48)
- 3. Komponen bangunan yang
- a. memulai bangunan (yaitu, batu penjuru)
- b. menahan berat bangunan (misalnya, pusat tengah atau batu kunci dalam pelengkung)
- c. menyelesaikan bangunan (misalnya, batu atap atau batu topi)
Bangunan ini secara metaforis menunjuk pada umat Allah, bait suci sejati (lih. 1Kor 3:16-17; 2Kor 6:16; Ef 2:19-22.).
Mr 12:11 Ayat ini menyiratkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam penolakan dan kematian Yesus telah diketahui sebelumnya dan dinubuatkan (lih. Yes 53:10; Luk 22:22; Kis 2:23; 3:18; 4:28; 1Pet 1:20).
Utley: Mrk 12:12 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:1212 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan- Nya dengan perumpa...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:12
12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan- Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Mr 12:12 "mereka berusaha untuk menangkap Yesus" Para pemimpin Yahudi memahami bahwa perumpamaan itu merujuk kepada mereka dan mereka bertindak dengan cara yang sudah diperkirakan (yaitu, mencoba untuk membunuh-Nya).
□ "mereka takut kepada orang banyak" Para pemimpin ini lebih memandang pada pendapat-pendapat terkini (lih. Mr 11:18,32; Mat 21:26,46, Luk 19:48) daripada Firman Allah untuk memutuskan tindakan mereka.
□ "mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu" kata ganti "mereka" ini dapat dipahami dalam satu dari dua cara: (1) para pemimpin takut akan popularitas Yesus di mata orang banyak (lih. Mat 21:45) atau (2) orang banyak juga memahami bahwa perumpamaan itu ditujukan kepada para pemimpin agama tersebut.
Utley: Mrk 12:13-17 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:13-1713 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14 O...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:13-17
13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" 15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" 16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." 17 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Mr 12:13 ―disuruh (oleh mereka) Ini menunjuk pada Sanhedrin, yang merupakan penguasa keagamaan Yahudi (lih. Mr 11:27).
□ "Farisi" Ini adalah kelompok keagamaan yang berkembang selama periode Makabe. Mereka sangat berkomitmen pada Tradisi Lisan (yaitu, Talmud). Lihat Topik Khusus: orang-orang Farisi pada Mr 2:16.
□ "Herodian" Ini adalah sebuah kelompok politik yang mendukung pemerintahan Herodes dari Edom. Mereka juga mendukung status quo Romawi. Biasanya orang Farisi dan Herodian bermusuhan. Fakta bahwa mereka bekerja sama menunjukkan betapa seriusnya anggapan mereka terhadap ajaran Yesus. Lihat Topik Khusus: Herodian pada Mr 1:14.
□ "untuk menjerat Dia" Ini secara harfiah "untuk menangkap." Kata ini digunakan untuk menangkap binatang liar. Ini telah menjadi metafora untuk penggalian informasi sehingga dapat menunjukkan kesalahan atau kekeliruan (lih. Luk 11:54). Mereka berpikir bahwa dengan menanyakan pada-Nya pertanyaan ini mereka telah menjebak Dia di antara dua kelompok yang berlawanan: penguasa Roma dan orang banyak.
Mr 12:14 "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran." Para pemimpin itu menyanjung Yesus dalam rangka untuk mencari kesalahan, tetapi dalam kenyataannya, mereka berbicara dengan benar tentang Dia. Yesus menangani kebenaran persis seperti YHWH menangani kebenaran. Ini adalah ironi yang tertinggi! Pernyataan jebakan mereka ternyata jsutru merupakan pujian yang terbesar.
□ "sebab Engkau tidak mencari muka" Ungkapan harfiah Ibraninya adalah "sebab Engkau tidak memandang muka orang". Secara historis ini menunjuk pada Hakim-hakim Israel. Ketika mereka mengadili sebuah kasus, para terdakwa harus terus menundukkan kepala mereka sehingga identitas mereka tidak bisa dilihat. Jika hakim menaruhkan tangannya di bawah dagu dan mengangkat wajah sehingga dapat melihat identitas seseorang, kemungkinannya untuk condong meningkat. Oleh karena itu, keadilan harus bersifat buta!
□ ""Apakah diperbolehkan membayar" Ini merupakan pertanyaan hukum yang terkait dengan hukum Musa, tetapi juga berkaitan dengan dominasi Roma atas Israel saat itu. Ini adalah jenis pertanyaan yang harus ditangani oleh ahli-ahli Taurat sehari-hari. Ada dua cara untuk menjawab pertanyaan tersebut, yaitu yang didasarkan pada naskah-naskah Musa dan yang terkait dengan ralitas hukum dan pendudukan Romawi. Para pemimpin ini menginginkan dasar hukum untuk membawa pemerintah Romawi ke dalam dilema keagamaan mereka (lih. Luk 20:20). Dengan menjawab "ya" Ia akan menyinggung kaum zelot yang fanatik; dengan menjawab "tidak" Ia akan ditangkap oleh pemerintah Romawi.
□ "pajak" Ini adalah transliterasi dari istilah Latin "sensus." Ini adalah pajak per kapita yang oleh Roma dikenakan pada semua bangsa yang ditaklukkan. Pajak yang berlaku di seluruh wilayah kerajaan (yakni, AD 60-20) pada laki-laki berusia empat belas tahun sampai enam puluh lima tahun dan pada wanita berusia duabelas sampai enam puluh lima tahun, yang tinggal di provinsi-provinsi kekaisaran dibayarkan langsung kepada Kaisar. Inilah alasan mengapa Yusuf harus meninggalkan Nazaret dan pergi ke Betlehem dengan Maria yang sedang hamil (lih. Luk 2:1-6).
Mr 12:15 "Yesus mengetahui kemunafikan mereka… Mengapa kamu mencobai Aku" Istilah kemunafikan (hupokrisis) aslinya merujuk pada aktor yang memainkan bagian drama dengan bertopeng. Mereka berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diri mereka (lih. Mat 23:28; Luk 12:1; 20:20, 1Tim 4:2; 1Pet 2:1). Kata ini akhirnya digunakan untuk menyebut orang yang bersifat manipulatif yang mencoba untuk mengelabui orang lain ke dalam pemikiran yang tidak benar. Segala sesuatu yang dikatakan oleh para pemimpin ini (ironisnya) untuk Yesus dalam ay. Mr 12:14 adalah bertentangan dengan tindakan mereka dalam ay. Mr 12:15. Istilah mencobai (peirazō) memiliki konotasi tambahan yaitu pengujian dengan pandangan menuju kehancuran atau kegagalan. Lihat Topik Khusus: Istilah untuk Ujian pada Mr 1:13.
□ "satu dinar" Koin perak ini adalah satu-satunya cara untuk membayar pajak ini. Ini berharga sebesar upah sehari untuk buruh umum atau tentara. Ini merupakan simbol penguasaan Roma. Lihat Topik Khusus pada Mr 12:42.
Mr 12:16 "gambar dan tulisan siapakah ini" Tiberius (14-37 M) adalah Kaisar saat itu. Pada koin ini adalah klaim tentang pendewaan Kaisar. Di bagian depan koin itu berkata "Tiberius Caesar Augustus, anak dari Augustus Ilahi." Pada bagian belakang koin adalah gambar Tiberius duduk di atas takhta dengan tulisan "Imam tertinggi."
Mr 12:17 "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar" Orang percaya harus mematuhi otoritas sipil karena Allah telah menetapkannya (lih. Rom 13:1-7; Tit 3:1; 1Pet 2:13-14 ). Istilah Yunani "memberikan" ini dapat diartikan "memberikan kembali kepada seseorang apa yang merupakan miliknya."
□ "dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" Meskipun negara memiliki kedudukan kehormatan tertinggi, ia tidak memiliki status Illahi. Jika negara mengklaim otoritas tertinggi, ini akan ditolak oleh para pengikut Allah yang esa dan benar. Banyak orang telah mencoba untuk mempromosikan dan mendukung doktrin politik modern pemisahan gereja dan negara dari ayat ini. Dalam arti yang sangat terbatas ayat ini memang membicarakan masalah itu, tapi jelas bukan merupakan dukungan Alkitab bagi teori politik modern ini. Teori ini merupakan kebenaran yang dilihat dari sejarah, bukan terutama dari Kitab Suci.
Utley: Mrk 12:18-27 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:18-2718 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepa...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 12:18-27
18 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: JIKA SEORANG, YANG MEMPUNYAI SAUDARA LAKI-LAKI, MATI dengan meninggalkan seorang isteri TETAPI TIDAK MENINGGALKAN ANAK, SAUDARANYA HARUS KAWIN DENGAN ISTERINYA ITU DAN MEMBANGKITKAN KETURUNAN BAGI SAUDARANYA ITU. 20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. 21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. 22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: AKULAH ALLAH ABRAHAM, ALLAH ISHAK DAN ALLAH YAKUB? 27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"
Mr 12:18 "Saduki" Ini merupakan sekte imamat aristokrat Yudaisme yang menguasai keImam Besaran dan Sanhedrin. Mereka adalah kelompok ―dalam― yang kaya dan kuat secara politik. Mereka sangat konservatif dan hanya menerima tulisan-tulisan Musa (yaitu, Kejadian sampai Ulangan) sebagai yang bersifat otoritatif (yaitu, menolak Tradisi Lisan).
Mr 12:19 "Musa menuliskan perintah ini untuk kita:" Ini merujuk pada diskusi Musa tentang pernikahan Hukum Musa atau kewajiban ipar yang ditemukan dalam Ul 25:5-10.
□ "JIKA SEORANG, YANG MEMPUNYAI SAUDARA LAKI-LAKI, MATI JIKA MANUSIA BROTHER DIES" Hukum Yahudi ini dikemudian hari dikenal dengan istilah "pernikahan Hukum Musa atau kewajiban ipar." Istilah ini berasal dari bahasa Latin untuk "ipar." Hak waris adalah hal yang sangat penting di Israel karena Allah telah memberikan Tanah Perjanjian kepada suku-suku berdasarkan jatah masing-masing (lih. Yos 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19). Oleh karena itu, jika seorang pria meninggal tanpa ahli waris laki-laki, saudaranya diharapkan untuk menikah dengan janda dan menjadi ayah dari anak dengan janda tersebut, anak ini kemudian akan menjadi pewaris dari seluruh harta saudaranya yang mati tersebut.
Mr 12:23 Berikut adalah tujuan dari pertanyaan tersebut, untuk mengolok konsep kebangkitan tubuh di akhirat yang jasmani.
Mr 12:24 Pernyataan Yesus yang mematikan ini berfokus pada kurangnya pemahaman orang Saduki baik mengenai Kitab Suci tmaupun Tuhan. Bentuk ketatabahasaannya mengharapkan jawaban "ya".
Mr 12:25 "melainkan hidup seperti malaikat di sorga" Referensi singkat ini telah menyebabkan banyak spekulasi. Malaikat dalam PL biasanya bersifat maskulin (kecuali untuk Za 5:9). Apakah komentar singkat Yesus ini merujuk kepada seksualitas atau ikatan seksual mereka? Bagaimana hal ini mempengaruhi pemahaman seseorang tentang Kej 6:1-2? Mungkin kita sedang mencoba untuk melibatkan terlalu banyak teologia dari pertemuan dengan Saduki ini. Surga adalah sebuah pengalaman relasional yang sama sekali berbeda dari bumi. Tepatnya bagaimana berfungsinya alam rohani baru yang bersifat kekal dan interpersonal ini tidak diketahui dengan pasti. Alkitab telah memilih untuk tidak mengungkapkan banyak informasi tentang akhirat. Orang-orang Saduki mengambil kurangnya informasi ini sebagai alasan untuk menolak realitas akhirat. Adalah lebih baik untuk menegaskan kenyataan berdasarkan janji Allah dan Kristus, dan juga bersedia untuk tetap tidak memiliki informasi ini sampai mati. Alkitab menyediakan semua yang perlu diketahui oleh orang percaya! Yesus menegaskan bahwa tidak ada aspek seksual (yaitu, prokreasi) bagi keberadaan di surga. Ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan orang-orang tentang ini, tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut yang diberikan dalam PB. Ini mungkin hanya merujuk pada fakta bahwa malaikat ada karena diciptakan oleh Tuhan dan bukan oleh prokreasi seksual.
Mr 12:25-26 "malaikat... Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati" Orang-orang Saduki menyangkal baik tentang adanya malaikat maupun kebangkitan.. Orang-orang Farisi meneguhkan keduanya.
Mr 12:26 "Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati" Ada beberapa naskah dalam PL yang meneguhkan kebenaran ini (lih. Ayub 14:14-15; 19:25-27, Mazm 23:6; Yes 25:6-9; 26:14-19; Dan 12:2). Namun akhirat dalam PL adalah realitas yang terselubung. Wahyu progresif dari PB mengklarifikasikan dan mendefinisikan realitas ini, tetapi masih dalam bahasa metaforis yang terselubung. Surga adalah janji dan kebenaran yang pasti, tetapi sifat setepatnya masih merupakan misteri.
□ "dalam kitab Musa" Yesus menegaskan bahwa Musa adalah sumber dari kitab Ulangan. Pertanyaan ini juga mengharapkan jawaban "ya".
□ "AKULAH ALLAH ABRAHAM" Rujukan pada Kel 3:2-6 ini adalah suatu permainan pada bentuk kata dari KATA KERJA Ibrani ―adalah/menjadi.― Salah satu bentuk KATA KERJA ini (yaitu, CAUSATIVE) menjadi nama perjanjian untuk Allah Israel, YHWH (lih. Kel 3:14). Gelar ini menyiratkan bahwa Allah adalah, selalu-hidup, satu-satunya Yang-hidup. Karena Dia hidup, umat-Nya hidup juga (lih. ay. Mr 12:27; Mazm 103:15-17; Yes 40:6-8; 1Pet 1:24-25). Perhatikan bahwa Yesus meneguhkan realitas akhirat dari tulisan Musa, yang merupakan satu-satunya bagian dari kanonika Ibrani yang diterima orang-orang Saduki ini sebagai bersifat otoritatif bagi doktrin.
Topik Teologia -> Mrk 12:10
Topik Teologia: Mrk 12:10 - -- Yesus Kristus
Kemanusiaan Kristus
Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
Yesus Sangat Tanggap
Dia Memiliki Daya Inga...
- Yesus Kristus
- Kemanusiaan Kristus
- Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
- Yesus Sangat Tanggap
- Dia Memiliki Daya Ingat
- Wahyu Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Markus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Marku...
Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
- (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
- (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
- (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
- (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Full Life: Markus (Garis Besar) Garis Besar
I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13)
A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8)...
Garis Besar
- I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13) - A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8) - B. Pembaptisan Yesus
(Mr 1:9-11) - C. Pencobaan Yesus
(Mr 1:12-13) - II. Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
(Mr 1:14-3:6) - A. Empat Murid yang Pertama
(Mr 1:14-20) - B. Hari Sabat di Kapernaum
(Mr 1:21-34) - C. Perjalanan Pelayanan yang Pertama
(Mr 1:35-45) - D. Pertentangan dengan Orang Farisi
(Mr 2:1-3:6) - III.Pelayanan yang Kemudian di Galilea
(Mr 3:7-7:23) - A. Menyingkir ke Pantai
(Mr 3:7-12) - B. Pengangkatan Dua Belas Murid
(Mr 3:13-19) - C. Sahabat dan Musuh
(Mr 3:20-35) - D. Mengajar dengan Perumpamaan
(Mr 4:1-34) - E. Mengajar Melalui Mukjizat
(Mr 4:35-5:43) - F. Yesus di Nazaret
(Mr 6:1-6) - G. Pengutusan Dua Belas Murid
(Mr 6:7-13) - H. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Mr 6:14-29) - I. Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
(Mr 6:30-56) - J. Pertentangan dengan Tradisi
(Mr 7:1-23) - IV. Pelayanan di Luar Galilea
(Mr 7:24-9:29) - A. Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
(Mr 7:24-37) - B. Mukjizat-Mukjizat Lagi
(Mr 8:1-26) - C. Episode Kaisarea Filipi
(Mr 8:27-9:1) - D. Episode Pemuliaan
(Mr 9:2-29) - V. Menuju ke Yerusalem
(Mr 9:30-10:52) - A. Melalui Galilea
(Mr 9:30-50) - B. Pelayanan di Perea
(Mr 10:1-52) - VI. Minggu Penderitaan
(Mr 11:1-15:47) - A. Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
(Mr 11:1-11) - B. Senin:
- 1. Mengutuk Pohon Ara
(Mr 11:12-14) - 2. Menyucikan Bait Allah
(Mr 11:15-19) - C. Selasa:
- 1. Iman dan Ketakutan
(Mr 11:20-33) - 2. Perumpamaan dan Pertentangan
(Mr 12:1-44) - 3. Khotbah di Betania
(Mr 13:1-37) - 4. Pengurapan di Betania
(Mr 14:1-11) - D. Kamis: Perjamuan Akhir
(Mr 14:12-25) - E. Jumat:
- 1. Yesus di Taman Getsemani
(Mr 14:26-52) - 2. Pengadilan Yahudi
(Mr 14:53-72) - 3. Pengadilan Romawi
(Mr 15:1-20) - 4. Penyaliban dan Penguburan
(Mr 15:21-47) - VII.Kebangkitan
(Mr 16:1-20) - A. Penemuan Kebangkitan
(Mr 16:1-8) - B. Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
(Mr 16:9-18) - C. Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
(Mr 16:19-20)
Matthew Henry: Markus (Pendahuluan Kitab) Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang...
Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang perlu kita perhatikan. Makhluk yang kedua berkata, “Mari!” (Why. 6:3, KJV: “Mari dan lihatlah”). Mari kita selidiki sejenak:
- I. Tentang saksi ini. Ia bernama Markus. Markus adalah sebuah nama Romawi, dan sangat umum. Walau demikian, tidak ada alasan lagi yang bisa menyangkal bahwa ia terlahir dari keturunan Yahudi. Namun, sama seperti Saulus, ketika ia pergi ke antara berbagai bangsa dan menggunakan nama Romawi Paulus, begitu pula halnya dengan Markus, yang menurut Grotius mungkin mempunyai nama Yahudi Mardocai. Kita membaca tentang Yohanes yang memiliki nama keluarga Markus, putra saudara perempuan Barnabas, yang kurang begitu disukai Paulus (Kis. 15:37-38). Namun, belakangan Paulus bersikap sangat baik kepadanya, sehingga bukan saja ia memerintahkan gereja-gereja untuk menerimanya (Kol. 4:10), tetapi juga meminta orang menjemputnya untuk menjadi asistennya, disertai pujian yang berbunyi, “Pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Paulus juga memperhitungkannya sebagai rekan sekerja (Flm. 1:24). Kita membaca tentang Markus yang disapa Paulus sebagai anaknya, karena melalui pelayanannya, Markus telah bertobat (1Ptr. 5:13). Memang tidak jelas apakah kedua Markus ini orang yang sama, dan jika tidak, siapa dari antara keduanya yang menulis Injil ini. Namun, sudah menjadi tradisi yang sangat umum di kalangan penulis pada zaman dahulu, bahwa Markus menulis Injil ini di bawah petunjuk Petrus, dan diperkuat melalui wewenangnya. Demikian halnya seperti yang tertulis dalam Hieron. Catal. Script. Eccles.: Marcus discipulus et interpres Petri, juxta quod Petrum referentem audierat, legatus Roma à fratribus, breve scripsit evangelium – Markus, murid dan penerjemah Petrus, yang diutus dari Roma oleh saudara-saudara seiman, menulis sebuah Injil yang ringkas. Tertullian berkata menurut Marcion (vol. 4, bab 5) demikian: “Marcus quod edidit, Petri affirmetur, cujus interpres Marcus” – Markus, penerjemah Petrus, menyampaikan secara tertulis hal-hal yang telah dikhotbahkan Petrus. Namun kita juga perlu memperhatikan anjuran yang sangat baik dari Dr. Whitby, yaitu, “Mengapa kita harus mencari wewenang Petrus untuk mendukung keabsahan Injil ini? Mengapa kita mencari dukungan seperti yang dikatakan St. Jerome bahwa Petrus menyetujui dan merekomendasikan tulisan Markus ini melalui wewenangnya agar dibaca oleh gereja? Bukankah Markus, walaupun bukan seorang rasul, toh tidak dapat disangkal terhitung juga bersama dengan Lukas di antara ketujuh puluh murid yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul?” (Kis. 1:21) Ia mempunyai jabatan yang sama seperti yang dimiliki para rasul (bdk. Luk. 10:19 dengan Mrk. 16:18). Kemungkinan besar, ia juga menerima Roh Kudus pada saat yang sama dengan mereka (Kis. 1:15; 2:1-4). Oleh sebab itu, bukankah hal ini sama sekali tidak mengecilkan keabsahan atau nilai Injil ini meskipun Markus bukanlah salah seorang dari kedua belas rasul seperti halnya Matius dan Yohanes? St. Jerome berkata bahwa setelah menulis Injil ini, Markus pergi ke Mesir, dan merupakan orang pertama yang mengabarkan Injil di Aleksandria, tempat dia mendirikan gereja dan menjadi teladan besar mengenai hidup dalam kesucian. Constituit ecclesiam tantâ doctrinâ et vitæ continentiâ ut omnes sectatores Christi ad exemplum sui cogeret – Melalui pengajaran dan kehidupannya, ia begitu menghiasi gereja yang didirikannya, sehingga teladannya mempengaruhi semua pengikut Kristus.
- II. Tentang kesaksian ini. Injil Markus,
- . Singkat, jauh lebih singkat daripada Injil Matius, dan tidak begitu terperinci dalam mencatat khotbah-khotbah Kristus dibandingkan catatan Matius. Injil ini terutama menitikberatkan pada mujizat-mujizat-Nya.
- . Kesaksiannya sangat mirip dengan yang kita baca di dalam Injil Matius. Banyak kejadian luar biasa yang dibubuhkan pada kisah-kisah yang diceritakan di sana, namun tidak banyak hal yang baru.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencob...
Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan.
Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, 14:62, dan melebihi malaikat, 13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; 9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", 2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah.
Ende: Markus (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus,
jang d...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus.
Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60.
Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi.
Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus
Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi.
Karangan sebagai tjiptaan Markus
Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini.
Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa.
Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak.
Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi.
Susunan karangan
Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29).
Babak pertama
Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias.
Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias.
Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja.
Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu.
Saat peralihan
Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul.
Babak jang kedua
Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut.
Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9).
Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka.
BIS: Markus (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik
tentang Yesus Kristus, A
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah". Dalam Kabar Baik itu Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa. Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan dalam mengampuni dosa. Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.
Cerita tentang Yesus dalam buku ini disampaikan secara hidup dan terus terang. Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya. Setelah kata-kata pendahuluan yang singkat mengenai Yohanes Pembaptis dan mengenai baptisan Yesus serta cobaan terhadap diri-Nya, buku Markus ini langsung menceritakan pelayanan Yesus, khususnya tentang penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya dan tentang pengajaran-Nya. Pasal-pasal terakhir memuat cerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir dalam hidup Tuhan Yesus di dunia ini, terutama tentang penyaliban diri-Nya dan kebangkitan-Nya dari kematian.
Kedua bagian akhir dari buku Markus, yang dimasukkan dalam tanda kurung besar, umumnya dianggap bukan tulisan penulis buku Markus, melainkan seorang yang lain.
Isi
- Pendahuluan
Mr 1:1-13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat di Galilea
Mr 1:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mr 10:1-52 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mr 11:1-15:47 - Kebangkitan Yesus
Mr 16:1-8 - Penampakan dan terangkatnya Yesus ke surga
Mr 16:9-20
Ajaran: Markus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Markus.
Tahun : Sekitar tahun 50 Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Markus
Pasal 1-10 (Mr 1:1-10:52).
Hamba yang setia ini melaksanakan tugas pelayanannya
- Bacalah pasal Mr 1:35. Nats ini menceritakan bagaimana Hamba itu memulai pelayanan/tugas-Ny dengan berdoa. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang percay selalu memulai tugas dan pekerjaannya dengan memohon pimpinan Tuha atau berdoa. _Tanyakan_: Apakah saudara sering berdoa/sudahkah anda berdoa?
- Bacalah pasal Mr 10:45. Nats ini menyatakan bahwa Hamba itu datang bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani dengan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusa dosa manusia. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untu memberikan pelayanan kepada Allah, yaitu dengan memberitakan Injil da melayani di dalam gereja.
Pasal 11-15 (Mr 11:1-15:47).
Hamba yang setia memberikan dirinya mengalami penderitaan dan kematian dalam melaksanakan tugasnya
Nats ini menjelaskan bagaimana Hamba itu melayani dengan penuh kesetiaan, walaupun harus mengalami penderitaan bahkan sampai kematian.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mr 14:32-41. (Khususnya ayat 36). Ayat ini menceritakan bagaimana Hamba yang setia itu berdoa dan memohonkan keinginan-Nya, tetapi akhirnya Ia mengatakan agar kehendak yang mengutus-Nya saja yang jadi. Ini mengajarkan kepada setiap orang yang percaya, agar dalam doanya selalu meminta kehendak Allah saja yang jadi. _Tanyakan_: Bagaimanakah doa saudara kepada Allah?
- Tuhan Yesus setia melayani kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Teladan apakah yang harus ada pada kita sebagai murid-murid-Nya?
Pasal 16 (Mr 16:1-20). Hamba yang setia dipermuliakan Nats ini menceritakan tentang Hamba yang setia itu memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan-Nya dari kematian.
Pendalaman
Bacalah pasal Mr 16:1-19. Nats ini menjelaskan tentang Hamba yang setia itu membuktikan kebangkitan-Nya. Ini mengajarkan kepada orang percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya.
_Tanyakan_: Kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Markus dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah yang memberikan diri-Nya sebagai korban atas dosa-dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Markus?
- Apakah pokok pengajaran Injil Markus?
- Untuk apakah Yesus Kristus datang ke dunia ini?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Injil Markus?
Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis
Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?
1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).
2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis 12:12). Jemaat berkumpul di rumahnya.
3. Dia pergi bersama Paulus dan kemenakannya pada perjalanan misi yang pertama (Kis 13:5).
4. Markus meninggalkan teman-temannya setelah beberapa waktu berada di Siprus (tanah kelahiran Barnabas, Kis 4:36), mungkin karena ia tidak setuju atas tindakan Paulus yang mengambil alih pimpinan.
5. Dia kembali ke Yerusalem (Kis 13:13).
6. Di Yerusalem ia memperoleh banyak kesempatan untuk berbicara dengan Petrus.
7. Kemungkinan besar Petruslah yang membuat Markus percaya kepada Yesus; Petrus menyebutnya 'Markus anakku', dalam 1Petrus 5:13.
8. Secara umum diakui bahwa Markus menulis kabar baik tentang Yesus sesuai dengan apa yang didengarnya dari Petrus.
9. Ada yang berpendapat bahwa Markus adalah anak muda yang disebut-sebut dalam Markus 14:51, 52, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
WAKTU PENULISAN.
Injil Markus mungkin merupakan Injil yang paling awal ditulis, yaitu antara tahun 65 dan 70 M, sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Tampaknya baik Matius maupun Lukas telah memakai Injil Markus untuk penulisan Injil mereka.
MISTERI INJIL MARKUS.
Markus memperlihatkan pada kita Yesus yang mempunyai rahasia. Dalam Injil Markus kita mendapatkan Yesus tanpa publisitas...
1. Roh jahat diperintahkan-Nya untuk diam (Mar 1:25, 34; 3:12).
2. Mereka yang sudah disembuhkan oleh Yesus dilarang menceritakan pengalaman mereka (Mar 1:44; 5:43; 7:36).
3. Pengikut Yesus sendiri diperintahkan untuk tidak menceritakan ke pada orang lain bahwa Ia adalah Mesias (Mar 8:30).
4. Dan Yesus memberitahukan para pengikut-Nya secara pribadi tentang 'rahasia Kerajaan Allah' (Mar 4:10-12).
Lalu, bagaimana kita menafsirkan maksud rahasia ini? Masalah yang dihadapi Yesus ialah bahwa orang Yahudi mempunyai pemahaman yang salah mengenai Mesias. Karena Yesus menentang pemahaman mereka yang salah, maka kita:
1. Tidak menerima pemahaman tersebut, karena pendapat umum tentang Mesias bersifat politis dan manusiawi, bukannya spiritual dan Ilahi.
2. Tidak menolak, karena Yesus benar-benar adalah Mesias; banyak mukjizat dilakukan-Nya (paling tidak ada 17 mukjizat yang dicatat oleh Markus) merupakan bukti kebenaran ini.
3. Tetapi, merumuskan kembali pemahaman tersebut, karena Yesus harus menunjukkan kepada mereka bahwa Ia adalah Mesias yang melayani, menyelamatkan dan menderita, yang sepenuhnya manusia tetapi juga sepenuhnya Allah.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ini adalah Injil terpendek, padat dan ringkas. Markus mengetengahkan hal-hal penting yang dapat dipakai sebagai bahan acuan langsung. Kata 'segera' ditulis lebih dari empat puluh kali dan rupanya untuk memacu kita dari satu kisah menarik ke kisah menarik berikutnya.
Pesan
1. Yesus: Anak Allah. Markus mulai dengan kata-kata: 'Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.' Mar 1:1
2. Yesus: Anak Manusia. o Markus juga menunjukkan kepada kita kemanusiaan Yesus: o Ia berdukacita. Mar 3:5 o Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak. Mar 6:34 o Ia takut dan gentar. Mar 14:33 o Markus memakai sebutan 'Anak Manusia' empat belas kali; sebutan yang paling disukainya untuk Yesus.
3. Kata-kata yang benar-benar diucapkan Yesus. Markus mencatat bagi kita apa yang diingat
Petrus tentang beberapa kata dari bahasa Aram yang dikatakan Yesus:
o 'Talita kum!', Hai anak, bangunlah!' Mar 5:41 o 'Efata!', 'Terbukalah!' Mar 7:34 o 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' Mar 15:34
4. Kebaikan Yesus. Markus mencatat apa yang diingat oleh Petrus mengenai kebaikan Yesus yang istimewa kepadanya dan kesadaran Petrus bahwa ia tidak layak menerima semua itu. Petrus membuat Markus tidak menulis ucapan Yesus tentang Petrus sebagai batu karang, karena Petrus ingat saat ia tidak bersikap dianggap sebagai batu karang. (Lihat Mat 16:18, 19).
Penerapan
Markus menunjukkan kepada kita:1. Pentingnya ajaran yang benar.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari roh-roh jahat, bahkan mereka harus takluk
kepada kuasa-Nya.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari mereka yang telah disembuhkan, walaupun
mereka sungguh bersyukur.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari para rasul, sampai mereka sungguh-sungguh
diperlengkapi.
Ajaran Kristen bukan suatu pengetahuan, tetapi kebijaksanaan Ilahi.
2. Mukjizat merupakan hal yang biasa bagi Allah.
o Markus tidak pernah merasa aneh terhadap mukjizat dan tidak pernah mencoba untuk meremehkannya.
o Mukjizat Yesus menunjuk pada sifat-Nya. Singkirkan mukjizat, maka Anda akan meragukan ketuhanan-Nya.
o Mukjizat selalu dan akan selalu mengagumkan. Berkali-kali Markus mengakhiri suatu kisah tentang mukjizat dengan pengamatannya tentang orang banyak yang menjadi'kagum', 'dipenuhi dengan rasa takjub'.
o Perhatikanlah dengan saksama sejumlah mukjizat dalam pasal 5 yang menunjukkan kuasa Yesus atas
- roh-roh jahat (1-20)
- penyakit (24-34)
- kematian (35-43)
3. Tantangan sering datang dari orang yang taat beragama.
o Para ahli Taurat Mar 2:6
o Orang-orang Farisi Mar 2:24
o Orang-orang Herodian Mar 3:6
o Para imam kepala Mar 11:18
o Orang-orang Saduki Mar 12:18
Tema-tema Kunci
1. Mukjizat Yesus. Buatlah daftar mukjizat yang dicatat dalam Injil Markus. Bandingkanlah daftar ini dengan jumlah perumpamaan yang ditulis dalam Injil Markus. Mengapa Markus sangat menekankan mukjizat Yesus? Mengapa Yesus melakukan Mukjizat? Coba temukan paling sedikit tiga alasan yang jelas.
2. Tanggapan orang banyak. Carilah ayat-ayat yang merupakan komentar Markus tentang kekaguman orang banyak ketika mereka menyaksikan mukjizat Yesus (misalnya Mar 1:27; 2:12; 4:41; 5:15; 6:50 dan seterusnya). Tulislah berbagai reaksi orang banyak dan jelaskan mengapa mereka memberikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Sebutan istimewa bagi Yesus. Telitilah dalam Injil Markus dan catatlah sebutan-sebutan istimewa bagi Yesus yang dicatat oleh Markus. Berapa kali ia menggunakan sebutan Anak, Anak-Ku, Anak Allah, Anak Manusia? Siapa yang menggunakan sebutan Anak Manusia? Mengapa? (Pelajarilah Dan. Mar 7:13-28 dengan saksama).
4. Kuasa Yesus. Pelajarilah dengan saksama semua pasal yang menunjuk pada kuasa Yesus: Mar 1;22; 1:27; 2:10; 3:15; 6:7;11:27-33 dan Mar 13:34. Perhatikan secara khusus acuan terakhir ini: 'Sama seperti seorang yang bepergian: Ia meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya'. Ungkapan terakhir ini berarti 'memberikan kuasa kepada hamba-hambanya'.
Garis Besar Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-11 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus
Mar 1:12-13Pencobaan selama empat puluh hari
[2]
[1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-1 | 1 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus |
Mar 1:12-13 | Pencobaan selama empat puluh hari |
[2] PULANG DAN PERGI KE GALILEA Mar 1:14-7:23
Mar 1:14-20 | Pengikut-pengikut Yesus yang pertama |
Mar 1:21-45 | Mukjizat-mukjizat kesembuhan |
Mar 2:1-3:6 | Lima peristiwa pertentangan |
Mar 3:7-35 | Guru dan murid-murid-Nya |
Mar 4:1-34 | Selalu dengan perumpamaan |
Mar 4:35-41 | Siapa gerangan orang ini? |
Mar 5:1-43 | Roh-roh jahat, penyakit dan kematian |
Mar 6:1-6 | Akibat ketidakpercayaan |
Mar 6:7-13 | Kuasa yang menyertai ketaatan |
Mar 6:14-29 | Herodes membunuh Yohanes Pembaptis |
Mar 6:30-44 | Lima roti, dua ikan, lima ribu orang |
Mar 6:45-56 | Berjalan di atas air: mukjizat yang mendahului banyak mukjizat lain |
Mar 7:1-23 | Yang di luar dan yang di dalam |
[3] YESUS DI DAERAH UTARA Mar 7:24-9:50
Mar 7:24-30 | Ke pantai: Tirus dan Sidon |
Mar 7:31-37 | Kesepuluh Kota |
Mar 8:1-13 | Tujuh roti, beberapa ikan dan empat ribu orang |
Mar 8:14-21 | Murid-murid yang bebal |
Mar 8:22-26 | Di Betsaida lagi |
Mar 8:27-9:1 | Lebih ke utara: Kaisarea Filipi |
Mar 9:2-13 | "Kami melihat kemuliaan-Nya": pemuliaan |
Mar 9:14-29 | Tanpa doa berarti tanpa kuasa |
Mar 9:30-50 | Yang besar dan yang kecil |
[4] PERJALANAN KE SELATAN Mar 10:1-13:37
Mar 10:1-16 | Pernikahan, perceraian, anak-anak |
Mar 10:17-31 | Bahaya kemakmuran |
Mar 10:32-45 | Apa artinya menjadi seperti Yesus |
Mar 10:46-52 | Bartimeus Buta di Yerikho |
Mar 11:1-19 | Yesus di Yerusalem: Bait Allah dipersiapkan untuk upacara kurban |
Mar 11:20-26 | Kutuk terhadap pohon yang tidak berbuah |
Mar 11:27-12:44 | Permusuhan: Imam-imam kepala, Ahli Taurat, Tua-tua, orang Farisi, orang Herodian, orang Saduki |
Mar 13:1-37 | Nubuat: sekilas tentang tujuan akhir |
[5] PUSAT SEJARAH Mar 14:1-16:8
Mar 14:1-11 | Di Betania: Domba kurban diurapi |
Mar 14:12-25 | Perjamuan Tuhan |
Mar 14:26-42 | Taman Getsemani: sekilas tentang penderitaan |
Mar 14:43-15:15 | Ditangkap dan diadili |
Mar 15:16-47 | 'Disalibkan, mati dan dikuburkan' |
Mar 16:1-8 | 'Bangkit kembali dari antara orang mati' |
[6] PENUTUP 16:9-20
Mar 16:9-20 | Misi ke seluruh dunia diamanatkan dan dimulai |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi